Sri Mulyani Ogah Dana Pendidikan 20% APBN Terbuang: Ada Sisa, Masuk Dana Abadi!

avatar
· 阅读量 29
Sri Mulyani Ogah Dana Pendidikan 20% APBN Terbuang: Ada Sisa, Masuk Dana Abadi!
Foto: Anisa Indraini/detikcom
Jakarta

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN sesuai amanat konstitusi tidak akan terbuang percuma. Ia menegaskan bila anggaran itu tidak terserap maksimal, maka akan dialihkan ke dalam dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

"Anggaran 20% dalam APBN yang diamanatkan konstitusi tidak wasted. Jadi kalau tidak terbelanjakan, dia harus menjadi dana abadi," kata Sri Mulyani dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia, Kamis (7/8/2025).

Sri Mulyani menyoroti praktik belanja pendidikan yang kurang tepat sasaran. Ia menyebut beberapa sekolah terpaksa menghabiskan dana dengan mengganti kursi atau mengecat pagar, padahal belum dibutuhkan, hanya agar anggaran terserap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Dicecar soal Anggaran Pendidikan Tak Capai 20% APBN, Sri Mulyani Jawab Begini

"Waktu kita semuanya belanjakan, banyak juga sekolah-sekolah yang tidak mampu untuk menggunakan (dana pendidikan) sehingga dia pakai beli kursi padahal kursinya masih bagus, ngecat, ganti pagar karena dia nggak tahu bagaimana menghabiskan dana pendidikan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Karena itu, Kementerian Keuangan membentuk dana abadi pendidikan sejak 2009. Hingga 2024, saldo dana abadi ini telah mencapai Rp 154,11 triliun.

"Saya termasuk yang memulai melahirkan dana pendidikan abadi ini tahun 2009 dengan Rp 1 triliun," imbuhnya.

Ia juga mengungkap latar belakang emosional dari lahirnya dana ini. Kala itu, Sri Mulyani merasa tertinggal saat mendengar menteri keuangan negara ASEAN lain bangga dengan staf lulusan universitas ternama dunia, sementara stafnya belum ada yang seperti itu.

"Sesama Menteri Keuangan waktu itu saya event di lingkungan ASEAN, Malaysia, Singapura, mereka selalu bilang 'I have my staff sudah belajar di Harvard, Columbia, di Stanford, di London School of Economics'," paparnya.

"Saya bilang anak buah saya nggak ada yang belajar di situ dan kita merasa kita harus catching up sehingga munculah keinginan untuk bisa mengirim orang Indonesia. Saya yakin mereka itu mampu masuk universitas yang bagus di dunia, namun selama ini tidak mampu karena tidak ada biaya," pungkas Sri Mulyani.

(aid/rrd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest