Mata Uang dan Indeks Saham Asia Menguat, Investor Abaikan Ancaman Tarif Trump

Ipotnews - Nilai tukar mata uang dan indeks saham  emerging market  Asia bergerak naik, jelang akhir sesi perdagangan Asia hari ini, Kamis (7/8). Para investor mengabaikan ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump, sementara ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve meningkatkan minta pada aset berisiko dan melemahkan dolar AS.
Laman Reuters melaporkan, hingga menjelang pukul 15:00 WIB, dolar Taiwan memimpin kenaikan, meningkat 0,6% ke level tertinggi dalam sepekan. Won Korea Selatan naik 0,5%, sementara rupiah Indonesia dan baht Thailand masing-masing menguat 0,3%.
Dolar AS tetap melemah terhadap mata uang utama lainnya setelah data pekerjaan AS yang lemah memperkuat taruhan akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Angka klaim pengangguran AS awal minggu ini menjadi fokus pasar.
Pasar sebagian besar mengabaikan ancaman tarif terbaru dari Trump, termasuk tarif tambahan 25% terhadap India atas pembelian minyak dari Rusia, dan ancaman tarif 100% atas chip semikonduktor.
Sebagian besar perusahaan teknologi besar Asia diperkirakan akan dibebaskan dari tarif semikonduktor jika mereka telah berkomitmen untuk memproduksi di AS atau sedang membangun operasi di sana.
Namun, beberapa pasar menunjukkan kerentanan terhadap ancaman tarif. Indeks saham Filipina ( PSEI ) merosot 1% setelah presiden asosiasi industri semikonduktor domestik memperingatkan bahwa tarif 100% bisa "menghancurkan", mengingat semikonduktor menyumbang 70% dari total ekspor elektronik negara tersebut. Indeks PSEI kemudian pulih dan diperdagangkan flat, sementara peso Filipina menguat 0,3%.
Menurut Jeff Ng, kepala strategi makro Asia di Sumitomo Mitsui Banking Corp, ancaman tarif Trump yang ditujukan pada sektor farmasi dan teknologi bisa memberikan dukungan bagi dolar AS bulan ini. Namun pelemahan lebih lanjut tetap mungkin terjadi seiring data penggajian AS yang lemah, ujarnya seperti dikutip Reuters.
Indeks saham regional sebagian besar menguat. Indeks STI Singapura dan KOSPI Korea Selatan masing-masing melaju lebih dari 0,8%.
Saham Taiwan (TAIEX) melonjak 2,6% ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun, sementara indeks SET Thailand melaju lebih dari 1% dalam sesi kenaikan keempat berturut-turut dan mencapai level tertinggi dalam lima bulan.
Saham India ( NSEI ) turun 0,6%, sementara rupee diperdagangkan mendatar.
Ketidakpastian politik juga menekan sentimen terhadap dolar. Trump mengatakan pada Selasa bahwa ia akan memutuskan calon anggota Dewan Gubernur The Fed minggu ini, sembari menyempitkan daftar calon pengganti Ketua The Fed Jerome Powell menjadi empat nama.
Pelaku pasar kini menantikan apakah China dapat mencapai kesepakatan tarif yang berkelanjutan dengan pemerintahan AS sebelum tenggat 12 Agustus.
Tanpa kesepakatan, rantai pasok global dapat kembali terguncang akibat kembalinya tarif AS ke level tiga digit, yang setara dengan embargo perdagangan bilateral.
Trump mengatakan pada Rabu kemarin bahwa ia mungkin akan memberlakukan tarif tambahan terhadap China, serupa dengan tarif 25% terhadap India, tergantung pada perkembangan ke depan.
Asian stocks and currencies as of 0738 GMT

Sumber : Admin