Ketidakpastian Akibat Ancaman Tarif AS Merebak Lagi, Rupiah Ditutup Menguat

avatar
· 阅读量 25

Ipotnews - Indeks dolar melemah hari ini akibat meningkatnya ketidakpastian kebijakan dagang Amerika Serikat serta menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve, sehingga rupiah bisa ditutup menguat.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis sore (7/8) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.286 per dolar AS, menguat 75 poin atau 0,33% dibandingkan Rabu sore (6/8) dilevel Rp16.361 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelemahan dolar AS dipicu pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang menyatakan rencana pengenaan tarif hingga 100% terhadap impor semikonduktor dari negara-negara tertentu, kecuali mereka berinvestasi di sektor manufaktur AS.
"Trump juga menandatangani kebijakan untuk menggandakan tarif impor dari India menjadi 50% sebagai respons atas pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut. Pernyataan ini disampaikan melalui unggahan di Truth Social dan memicu kekhawatiran pasar," kata Ibrahim dalam siaran pers, sore ini.
Dampak dari kebijakan tersebut dinilai berpotensi mengganggu rantai pasokan global dan memicu tekanan inflasi baru.
Di sisi lain, pelaku pasar meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang. CME FedWatch Tool menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga berada di kisaran 92%, setelah data sektor jasa dan penggajian nonpertanian AS menunjukkan perlambatan.
"Pernyataan para pejabat The Fed juga mulai condong pada arah dovish, meski ketidakpastian inflasi akibat kebijakan tarif tetap membayangi," lanjut Ibrahim.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa per akhir Juli 2025 sebesar USD152,0 miliar, sedikit menurun dibandingkan posisi Juni 2025 sebesar USD152,6 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.
Meski demikian, posisi cadangan devisa tersebut masih memadai, setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri, jauh di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.
"BI akan terus bersinergi dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," tulis pernyataan resmi BI.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest