Gara-gara Tarif Trump, Minyak Menuju Kerugian Mingguan Tertajam Sejak Juni

avatar
· 阅读量 38

Ipotnews - Harga minyak melorot, Jumat, menuju penurunan mingguan tertajam sejak akhir Juni, karena putaran tarif terbaru Amerika membebani prospek ekonomi dan kemungkinan perundingan Trump-Putin bakal meningkatkan prospek pelonggaran sanksi terhadap Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 26 sen atau 0,39%, menjadi USD66,17 per barel pada pukul 14.15 WIB, dan di jalur untuk mencatat kerugian lebih dari 4% secara mingguan, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Beijing, Jumat (8/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menyusut 32 sen, atau 0,50%, menjadi USD63,56 per barel, diperkirakan merosot hampir 6% secara mingguan.
Tarif Amerika yang lebih tinggi terhadap sejumlah mitra dagang mulai berlaku pada Kamis. Tarif tersebut menimbulkan kekhawatiran melemahnya aktivitas ekonomi, yang akan menekan permintaan minyak mentah, menurut analis ANZ Bank dalam sebuah catatan, dan terjadi di tengah pasar tenaga kerja AS yang sudah lebih lemah dari perkiraan.
Pengumuman Kremlin, Kamis, bahwa Vladimir Putin dan Donald Trump akan bertemu dalam beberapa hari mendatang meningkatkan ekspektasi akan berakhirnya perang di Ukraina secara diplomatik. Hal ini secara luas diprediksi menghasilkan pelonggaran sanksi terhadap Rusia, yang dapat melepaskan lebih banyak minyak ke pasar yang kelebihan pasokan.
Awal pekan ini, Trump mengancam akan menaikkan tarif untuk India jika terus membeli minyak Rusia, yang dipandang pasar bakal memberikan tekanan lebih lanjut kepada Moskow guna mencapai kesepakatan dengan AS, ungkap analis pasar independen, Tina Teng.
Rabu, Trump juga mengatakan China, pembeli terbesar minyak mentah Rusia, dapat dikenakan tarif yang sama seperti terhadap impor India.
Harga minyak sudah terguncang akibat keputusan kelompok OPEC + akhir pekan lalu untuk sepenuhnya mengakhiri pemangkasan produksi terbesarnya pada September, beberapa bulan lebih cepat dari target.
Pada penutupan perdagangan Kamis, harga minyak berjangka WTI merosot selama enam sesi berturut-turut, menyamai rekor penurunan yang terakhir tercatat pada Desember 2023. Jika harga ditutup lebih rendah pada Jumat, itu akan menjadi rekor terpanjang sejak Agustus 2021. (ef)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest