Harga Minyak Stabil di Tengah Laporan Kesepakatan AS–Rusia, Tutup Pekan Turun Sekitar 5%

avatar
· 阅读量 27

Ipotnews - Harga minyak bergerak stabil pada Jumat (8/8) akhir pekan ini saat pasar menantikan pertemuan dalam beberapa hari ke depan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump. Namun, harga mencatat penurunan mingguan terdalam sejak akhir Juni, tertekan prospek ekonomi yang terpukul tarif perdagangan.
Minyak mentah Brent ditutup naik 16 sen atau 0,2% menjadi 66,59 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS tidak berubah di 63,88 dolar AS per barel. Sepanjang pekan, Brent turun 4,4%, sementara WTI melemah 5,1% dibanding penutupan Jumat lalu.
Harga WTI sempat turun lebih dari 1% pada sesi sebelumnya setelah Bloomberg News melaporkan bahwa Washington dan Moskow berupaya mencapai kesepakatan untuk menghentikan perang di Ukraina, yang akan mengukuhkan pendudukan Rusia atas wilayah yang direbut selama invasi militernya.
Pejabat AS dan Rusia disebut tengah menyusun kesepakatan wilayah untuk pertemuan puncak antara Trump dan Putin yang bisa digelar paling cepat pekan depan, menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Pertemuan potensial ini memicu harapan akan akhir diplomatik bagi perang di Ukraina, yang dapat membuka jalan bagi pelonggaran sanksi terhadap Rusia. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Trump dan pembeli minyak Rusia.
Pekan ini, Trump mengancam akan menaikkan tarif terhadap India jika negara itu tetap membeli minyak Rusia. Ia juga mengatakan China, pembeli terbesar minyak mentah Rusia, dapat dikenai tarif serupa seperti yang diberlakukan terhadap impor India.
"Berbagai faktor non-minyak ikut berperan, termasuk kekhawatiran atas dampak tarif dan pemberitaan dalam beberapa hari terakhir mengenai kemungkinan pertemuan Trump dan Putin dalam waktu dekat," kata Neil Crosby, analis pasar energi di Sparta Commodities.
"Risiko dari berita utama saat ini sangat tinggi, dengan bolak-balik pernyataan mengenai siapa yang akan hadir dalam pertemuan soal Ukraina dan dalam kondisi seperti apa."
Tarif AS yang lebih tinggi terhadap impor dari sejumlah mitra dagang mulai berlaku pada Kamis, meningkatkan kekhawatiran terhadap aktivitas ekonomi dan permintaan minyak mentah, tulis analis ANZ Bank dalam catatan risetnya.
OPEC + pada Minggu sepakat menaikkan produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari untuk bulan September, melanjutkan serangkaian percepatan peningkatan produksi guna merebut kembali pangsa pasar, sehingga menambah pasokan. Jumlah rig minyak AS, indikator pasokan di masa depan, naik satu menjadi 411 unit pekan ini.
"Sentimen bearish kembali pekan ini setelah anggota utama OPEC + mengumumkan pembalikan kedua dari pemangkasan produksi besar-besaran untuk September -- yang sepenuhnya mengembalikan pemangkasan sukarela tambahan sebesar 2,2 juta barel per hari -- dan tarif impor luas Presiden Trump mulai berlaku terhadap sebagian besar negara," kata analis di FGE NexantECA.
Trump pada Kamis juga mengatakan akan mencalonkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Stephen Miran untuk mengisi sisa masa jabatan pada kursi kosong di Federal Reserve, memicu ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar.
Suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya pinjaman konsumen, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan permintaan minyak.
Dolar AS menguat pada Jumat namun tetap menuju pelemahan mingguan. Dolar yang lebih kuat cenderung menekan permintaan minyak mentah yang dihargakan dalam dolar AS dari pembeli luar negeri.
Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS ( CFTC ) melaporkan bahwa manajer investasi memangkas posisi beli bersih pada kontrak berjangka dan opsi minyak mentah AS untuk pekan yang berakhir 5 Agustus.
(reuters)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest