
Menjadi pasangan suami-istri umumnya punya kesepakatan dalam mengelola keuangan. Kesepakatan mengelola keuangan rumah tangga tentu berbeda tiap keluarga. Namun, patutkah suami memberikan seluruh gajinya kepada istri?
Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini, menegaskan posisi suami sebagai kepala keluarga wajib memenuhi kebutuhan finansial keluarganya. Tentunya, mulai dari sandang, pangan, dan papan bagi istri dan anak-anaknya.
"Apakah wajib memberikan keseluruhan gajinya? Ini menurut saya proporsional. Harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dari keluarganya. Kita sudah mengidentifikasi kewajiban dari suami, dia harus memampukan dirinya untuk memberikan nafkah," ujar Mike saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mike bilang, soal suami memberikan keseluruhan gajinya kepada istri itu bersifat teknis. Semua tentu bergantung pada kemampuan dan kapasitas gaji suami untuk memenuhi kebutuhan utama. Di sisi lain, istri juga harus memberikan gambaran total kebutuhan sambil memerhitungkan kebutuhan keuangan si suami.
"Di sini berarti juga harus memperhitungkan bahwa suami juga memiliki kebutuhan keuangan pribadi. (Misal) untuk transportasi ke kantor, komunikasi pribadi, hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya dia," terang Mike.
Baca juga: PNS di Sini Dapat Kenaikan Gaji Tertinggi dalam 34 Tahun, Kenapa Bisa? |
Bahkan, Mike bilang tidak hanya soal alokasi uang untuk kebutuhan penunjang pekerjaan suami, melainkan juga untuk kebutuhan pribadinya. Menjadi hal yang penting agar suami tetap punya porsi dari gajinya untuk dapat menikmati hobinya.
"Kebutuhannya juga bukan hanya pekerjaan suami, tapi juga kebutuhan pribadi. Seperti hobinya dia, untuk entertainment-nya dia. Give some personal space untuk suaminya, dan itu dialokasikan secara finansial dari gaji suami," beber Mike.
"Kalau soal jumlah, ini bisa diatur sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Yang penting, antara suami-istri sudah sepakat bahwa kewajiban memberikan nafkah itu ada pada suami. Tinggal masalah teknisnya bisa disesuaikan," tambah Mike.
Mike melakukan contoh penghitungan, misal kebutuhan biaya hidup mengambil porsi setengah dari seluruh gaji suami, perlu untuk membuat pos pengeluaran anggaran dari kebutuhan tersebut.
Mike juga menyarankan agar pos pengeluaran wajib seperti membayar cicilan, asuransi, dan tagihan dengan menggunakan autodebit. Selain menghindari terlewat bayar, hal ini Mike nilai juga lebih praktis untuk dilakukan.
"Itu (tagihan dan cicilan) bisa langsung di-autodebit dari gaji suaminya. Jadi, lebih praktis. Juga perlu dibuat anggaran yang jelas mengenai pos-pos pengeluaran apa saja yang perlu dialokasikan. Lalu, teknis pelaksanaan dari pembayaran atau pemenuhan berbagai pos pengeluaran itu seperti apa," tandasnya.
(fdl/fdl)作者:Amanda Christabel -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()