Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui pemerintah tengah menahan ekspor gas bumi. Hal ini dilakukan demi menjaga kepentingan neraca komoditas dalam negeri.
Mulanya, Bahlil menerangkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri sebagian besar digunakan untuk domestik, seperti peningkatan produksi minyak dan gas (migas), hilirisasi untuk industri dan pupuk, LNG, LPG, hingga jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas). Total pemanfaatan untuk penggunaan domestik sebesar 69% atau setara 3.877 billion british thermal units per day (BBTUD).
Bahlil mengatakan, hilirisasi migas dapat memberikan keuntungan, di antaranya memberikan nilai tambah dalam negeri, menjaga neraca perdagangan, hingga mengerek pertumbuhan ekonomi daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah ekspornya 31%. Nah, memang kemarin, banyak hal yang menjadi diskusi. Kenapa kita menahan sebagian ekspor? Karena kami ingin menjaga neraca komoditas kita," kata Bahlil dalam acara konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
Baca juga: Proyek Blok Masela Masih Dikebut, Begini Progresnya |
Presiden Prabowo Subianto telah mengintruksikan agar dapat memanfaatkan semaksimal mungkin produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik. Lalu, ekspor menjadi pilihan terakhir apabila produksi dalam negeri berlebih.
"Kalau kemudian kita lebih, baru kita ekspor, tapi kita kan harus menghargai kontrak KKKS. Kontrak-kontrak yang sudah dilakukan sebelum proses produksi berjalan, kita harus hargai. Karena kalau tidak, itu juga akan tidak menguntungkan persepsi global terhadap negara kita. Sampai dengan sekarang, kita masih gas rem," imbuh Bahlil.
Lihat juga Video: IPA Convex 2024 Jadi Momentum Bagi Ketahanan Energi Indonesia
[Gambas:Video 20detik]
作者:Retno Ayuningrum -,文章来源republika_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()