
Fenomena rombongan jarang beli (rojali) dan rombongan hanya nanya (rohana) di pusat perbelanjaan bukan isapan jempol belaka. Setidaknya ini diakui oleh pengusaha ritel dan penyewa pusat perbelanjaan Indonesia.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budiharjo Iduansjah, mengatakan masyarakat tengah menahan belanja mereka. Dia bilang masyarakat menunggu momen diskon di waktu-waktu tertentu.
"Daya beli, kalau kami dari ritel melihat itu adalah orang menahan beli. Jadi, artinya orang itu menunggu timing, mungkin diskonan, promosi. Jadi, dia nongkrong-nongkrong di mal," kata Budi saat ditemui setelah acara soft launching Jakarta International Investment, Trade, Tourism and SME Expo (JITEX) 2025, di Balai Kota Jakarta, Selasa (12/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Peritel Mal Resah Kena Imbas Efisiensi Lanjutan Sri Mulyani |
Budi menilai, bagi para peritel atau penyewa tenant mal, perlu memugar gerai. Sejumlah anggota HIPPINDO yang telah melakukan renovasi gerainya, Budi menilai itu berdampak pada kenaikan omzet.
"Kalau teman-teman kita, ada dua anggota kami buka toko baru, restoran yang sama, di mal yang sama, pindah tempat, omzetnya naik 30%. Artinya, mungkin perlu renovasi," terangnya.
Budi menyarankan agar penyewa tempat atau tenant di mal harus jeli dan terus melakukan pembaruan dalam bisnisnya. Selain itu, pemilihan titik lokasi gerai juga menjadi penting. Budi bilang, hal ini terbukti hanya dengan memugar dan menggeser sedikit lokasi gerai, ternyata mampu mendongkrak omzet.
"Malnya maupun ritel itu harus melakukan renovasi atau evaluasi daripada lokasi. Karena sudah dibuktikan dengan hanya pindah di mal yang sama, lantai yang sama, cuma geser tempat ke tengah, omzetnya naik 30%," tandas Budi.
(eds/eds)作者:Amanda Christabel -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()