Trader Nantikan Data Stok Resmi Amerika, Minyak Berjangka Melorot

avatar
· 阅读量 29

Ipotnews - Harga minyak melorot, Selasa, karena trader menunggu laporan inventaris dari Badan Informasi Energi (EIA) Amerika dan mulai mengantisipasi penurunan permintaan di akhir driving season musim panas pada awal September.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 51 sen, atau 0,77%, menjadi USD66,12 per barel, demikian laporan  Reuters,  di Houston, Selasa (12/8) atau Rabu (13/8) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, anjlok 79 sen atau 1,24%, menjadi USD63,17 per barel.
"Ini benar-benar faktor musiman," kata John Kilduff, mitra di Again Capital. "Kita tidak mendapatkan dorongan apa pun dari pasar saham dan laporan inflasi cukup positif, mendukung penurunan suku bunga."
Harga konsumen AS meningkat pada Juli karena lonjakan biaya impor yang disebabkan tarif turut mendorong kenaikan terkuat dalam enam bulan untuk satu ukuran inflasi yang mendasarinya.
Kilduff mengatakan permintaan minyak solar--yang mendorong permintaan minyak--tampaknya menurun. Laporan inventaris dari American Petroleum Institute dan EIA masing-masing pada Selasa dan Rabu kemungkinan menunjukkan tanda-tanda perlambatan permintaan.
Prospek yang dikeluarkan OPEC dan EIA memperlihatkan peningkatan produksi tahun ini, tetapi keduanya memperkirakan output AS akan menurun pada 2026 sementara wilayah lain di dunia akan meningkatkan produksi migas.
Laporan bulanan OPEC , Selasa, menyebutkan permintaan minyak global akan melonjak 1,38 juta barel per hari pada tahun 2026, naik 100.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya. Proyeksinya untuk 2025 tetap tidak berubah.
Produksi minyak mentah AS akan mencapai rekor 13,41 juta barel per hari pada 2025 karena peningkatan produktivitas sumur, meski harga minyak yang lebih rendah akan mendorong penurunan output pada 2026, menurut perkiraan EIA dalam laporan bulanannya, Selasa.
Penurunan produksi 2026 menjadi 13,28 juta barel per hari akan menjadi penyusutan output pertama sejak 2021 bagi produsen terbesar dunia tersebut.
Harga minyak acuan internasional Brent akan mencapai rata-rata USD51 per barel tahun depan, turun dari perkiraan EIA sebelumnya USD58 per barel, setelah OPEC dan anggotanya memutuskan untuk mempercepat laju peningkatan produksi.
Minggu ini, Presiden AS Donald Trump memperpanjang gencatan tarif dengan China hingga 10 November, menunda pengenaan bea masuk tiga digit untuk barang-barang China karena peritel Amerika bersiap menghadapi musim liburan akhir tahun yang krusial.
Juga berpotensi membebani pasar minyak, Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu di Alaska, Jumat, untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina.
"Jika pertemuan Jumat ini membawa gencatan senjata atau bahkan kesepakatan damai di Ukraina lebih dekat, Trump dapat menangguhkan tarif sekunder yang dikenakan pada India pekan lalu sebelum mulai berlaku dalam dua minggu," kata Commerzbank.
"Jika tidak, kita bisa melihat sanksi yang lebih keras terhadap pembeli minyak Rusia lainnya, seperti China." (ef)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest