Ipotnews - Dolar tersungkur, Selasa, setelah data menunjukkan harga konsumen Amerika Serikat meningkat moderat sepanjang Juli, sehingga tetap membuka peluang bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga bulan depan.
Indeks harga konsumen (CPI) naik 0,2% bulan lalu setelah tumbuh 0,3% pada Juni, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja, seperti dilansir Reuters, di New York, Selasa (12/8) atau Rabu (13/8) pagi WIB.
Dalam 12 bulan hingga Juli, CPI meningkat 2,7% setelah naik 2,7% pada Juni. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan CPI tumbuh 0,2% dan meningkat 2,8% secara tahunan (year-on-year).
"Inflasi yang mendasarinya tetap terkendali, memberikan ruang bagi perumus kebijakan untuk bermanuver dalam merespons tanda-tanda pelemahan yang mulai terjadi di pasar tenaga kerja," ujar Karl Schamotta, Chief Market Strategist Corpay.
"Chairman (Jerome) Powell seharusnya mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada September ketika berpidato di Jackson Hole pada tanggal 21," kata Schamotta, merujuk pada Simposium Ekonomi Jackson Hole yang akan diselenggarakan the Fed akhir bulan ini.
Pasar valuta asing sebelumnya berada dalam pola bertahan karena meningkatnya ekspektasi bahwa pembacaan moderat pada tekanan harga Amerika dapat memperkuat spekulasi untuk penurunan suku bunga the Fed bulan depan, yang meningkat setelah data penggajian yang lemah pekan lalu.
"Jika the Fed melanjutkan pemangkasan suku bunga secara berturut-turut, perbedaan suku bunga kebijakan dengan negara lain dapat menyempit dengan cepat, membebani USD terhadap mata uang berimbal hasil lebih tinggi," ujar Fawad Razaqzada, analis Forex.com.
Euro menghapus penurunan sebelumnya terhadap dolar AS dan diperdagangkan menguat 0,4% menjadi USD1,16663. Dolar AS melemah 0,3% versus yen Jepang dan ditransaksikan di 147,74 yen.
Pertumbuhan Global
Schamotta mengatakan dengan belum adanya kepastian mengenai dampak tarif terhadap pertumbuhan global, memprediksi bagaimana dolar akan bereaksi hingga akhir tahun tetap menantang.
"Prospek awal musim gugur masih sangat sulit dibaca, dan bukti perlambatan global yang lebih luas dapat dengan mudah membuat dolar kembali menguat," ujarnya.
Selasa, spekulasi tentang pergantian kepemimpinan di tubuh the Fed kembali muncul ketika mantan Presiden Federal Reserve St Louis, James Bullard, mengatakan dia akan menerima jabatan Chairman Fed jika ditawarkan kepadanya.
Bullard mengatakan kepada CNBC bahwa dia akan menerima jabatan itu "jika kita dapat melindungi nilai dolar...yang akan memberi kita suku bunga lebih rendah dari waktu ke waktu; jika kita menargetkan inflasi yang rendah dan stabil, (dan) menghormati independensi lembaga di bawah Undang-Undang Federal Reserve".
Sementara itu, poundsterling menguat 0,5% terhadap dolar di USD1,3495 setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja Inggris melemah lebih lanjut, meski lebih lambat, sementara pertumbuhan upah tetap kuat - yang terakhir menggarisbawahi mengapa Bank of England sangat berhati-hati dalam memangkas suku bunga.
Angka tersebut seharusnya tidak menyebabkan Bank of England mempercepat laju pemotongan suku bunganya. Bank of England baru memangkas suku bunga minggu lalu dalam pemungutan suara yang ketat, 5-4.
Dolar Australia awalnya melemah setelah Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunganya seperempat poin, sebuah langkah yang telah diantisipasi secara luas. Bank sentral itu menyebutkan perlambatan inflasi dan pasar tenaga kerja yang lebih longgar, meski berhati-hati terhadap prospek pelonggaran lebih lanjut.
Namun, pelemahan dolar AS yang luas membantu Aussie pulih dan diperdagangkan naik 0,3% menjadi USD0,653.
Pasar valuta asing sebagian besar mengabaikan keputusan Trump untuk memperpanjang jeda tarif impor China yang jauh lebih tinggi selama 90 hari, seperti yang diperkirakan secara luas. (ef)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()