Pasar Tunggu Data Stok AS dan Pertemuan Trump-Putin, Minyak Mendatar

avatar
· 阅读量 28

Ipotnews - Harga minyak relatif flat, Rabu, karena investor menunggu data persediaan Amerika, sembari mencermati pertemuan mendatang antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 3 sen, atau 0,05%, menjadi USD66,09 per barel pada pukul 14.11 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Rabu (13/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 8 sen, atau 0,13%, menjadi USD63,09 per barel. Kedua kontrak ditutup lebih rendah pada sesi Selasa.
Trump dan Putin dijadwalkan bertemu di Alaska, Jumat, untuk membahas upaya mengakhiri perang Rusia di Ukraina yang mengguncang pasar minyak sejak Februari 2022.
Investor minyak berada dalam "wait-and-see mode" menjelang pertemuan tersebut, ungkap analis ING.
"Hasilnya dapat menghilangkan sebagian risiko sanksi yang membayangi pasar," tutur analis ING.
Investor juga menunggu petunjuk lebih lanjut setelah laporan industri menunjukkan stok minyak mentah Amerika meningkat pekan lalu.
Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat--konsumen minyak terbesar dunia--melonjak 1,52 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar, mengutip data American Petroleum Institute (API), Selasa. Persediaan bensin turun, sementara stok distilat sedikit naik.
Jika data Badan Informasi Energi (EIA) AS malam ini juga memperlihatkan penurunan, hal itu dapat mengindikasikan konsumsi selama driving season musim panas telah mencapai puncaknya dan kilang-kilang mengurangi produksi mereka. Musim mengemudi biasanya berlangsung dari libur Memorial Day pada akhir Mei hingga libur Hari Buruh di awal September.
Analis yang disurvei  Reuters  memperkirakan laporan EIA akan menunjukkan persediaan minyak mentah turun sekitar 300.000 barel pekan lalu.
Prospek yang dikeluarkan OPEC dan EIA, Selasa, memperlihatkan peningkatan produksi tahun ini yang juga membebani harga. Namun, keduanya memperkirakan output di AS--produsen terbesar dunia--akan menurun pada 2026, sementara wilayah lain bakal meningkatkan produksi minyak dan gas alam.
Produksi minyak mentah AS akan mencapai rekor 13,41 juta barel per hari pada 2025 karena peningkatan produktivitas sumur, meski harga yang lebih rendah akan mendorong penurunan output pada 2026, menurut perkiraan EIA dalam laporan bulanannya.
Laporan bulanan Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) menyatakan permintaan minyak global akan melonjak 1,38 juta barel per hari pada 2026, naik 100.000 barel per hari dari ekspektasi sebelumnya. Proyeksi untuk 2025 tetap tidak berubah.
Selasa, Gedung Putih meredam ekspektasi akan kesepakatan gencatan senjata Rusia-Ukraina yang cepat, yang dapat mendorong investor untuk mempertimbangkan kembali kemungkinan berakhirnya perang dalam waktu dekat dan pelonggaran sanksi terhadap pasokan Rusia, yang selama ini menopang harga.
"Trump meremehkan ekspektasi pertemuannya dengan Presiden Putin...Namun, prospek sanksi tambahan terhadap minyak mentah Rusia terus menurun," tulis Daniel Hynes, analis ANZ. (ef)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest