Orang Sulit Bayar Cicilan Mobil-Motor Jadi Lampu Kuning buat Ekonomi RI

avatar
· 阅读量 19
Orang Sulit Bayar Cicilan Mobil-Motor Jadi Lampu Kuning buat Ekonomi RI
Foto: Freepik
Jakarta

Kesulitan membayar cicilan kendaraan bermotor kini mulai terlihat pada sebagian masyarakat Indonesia. Ekonom menilai tren meningkatnya keterlambatan pembayaran kredit mobil dan motor ini menjadi 'lampu kuning' yang menandakan tekanan ekonomi rumah tangga semakin nyata di tengah tingginya biaya hidup.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai, saat ini masyarakat sudah tidak lagi dalam fase 'makan tabungan' tapi sudah hidup dari pinjaman dan menggadaikan asetnya.

"Cicilan yang macet jadi 'lampu kuning' dari kondisi riil ekonomi di masyarakat (Indonesia)," kata Bhima kepada detikcom, ditulis Kamis (14/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kondisi kredit macet kendaraan juga didorong oleh masyarakat yang sudah terlanjur mengambil cicilan karena optimistis ekonomi bisa pulih dibanding pada saat Pandemi Covid 19. Namun ternyata tidak demikian.

"Masyarakat waktu 2022 kan yakin bahwa ekonomi bisa pulih dibanding pada saat pandemi, ternyata kondisinya makin buruk. Jadi yang terlanjur kredit motor sampai 3 tahun, akhirnya terbentur kenyataan sulitnya bayar cicilan," ujarnya.

ADVERTISEMENT
Baca juga: Orang RI Mulai Sulit Bayar Cicilan Mobil-Motor, Ini Buktinya

Bhima mengatakan, nilai outstanding pinjol naik 600% lebih dalam 5 tahun terakhir, disusul pegadaian yang juga alami kenaikan tajam. PHK massal di industri padat karya, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah dan kesulitan UMKM bersaing dengan barang impor yang terus membanjiri pasar menjadi biang keladinya.

"Kalau uangnya sudah tidak cukup dari gaji, mau bagaimana lagi, pastinya telepon ke bank minta penundaan bayar cicilan. Yang terburuk sampai ditarik oleh leasing kendaraannya," kata dia.

Sementara itu, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad menilai, kesulitan membayar cicilan kendaraan kemungkinan disebabkan adanya penurunan penghasilan, baik di sisi usaha atau bisnis banyak yang mengalami penurunan, serta banyak terjadi PHK. Penghasilan masyarakat berkurang, sementara kewajibannya tetap.

Selain itu, penyebab lainnya ialah terjadi peningkatan pada hutang yang dimiliki. Jadi walaupun tidak terjadi penurunan penghasilan di para pegawai, kewajiban membayar cicilan hutang meningkat, sehingga menjadi berat untuk melunasi semua cicilan hutangnya.

"Ketika hutang meningkat, memang sebaiknya segera membereskan hutang konsumtif, berhemat mengurangi impulsif belanja, agar keuangan bulanan kita menjadi lebih baik dan bisa mencicil hutang kendaraan ini," ujar Teja dihubungi terpisah.

(acd/acd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest