Mata Uang Emerging Market Asia Tertekan, IHSG Melemah Setelah Menembus 8.000

avatar
· 阅读量 8

Ipotnews - Jelang penutupan perdagangan saham Asia hari ini, Jumat (15/8), nilai tukar mata uang  emerging market  Asia bergerak cenderung melemah. Data harga produsen AS yang lebih kuat dari perkiraan meredupkan prospek pemangkasan besar suku bunga Federal Reserve bulan depan, mendorong penguatan dolar AS dan menekan mata uang regional.
Indeks saham EM Asia bergerak variatif.
Reli IHSG terhenti dan bergerak menurun kembali mendekati level 7.900. Namun demikian indeks berhasil mencatatkan rekor baru 8.017 pada sesi siang, menjelang libur panjang akhir pekan, untuk merayakan Hari Kemerdekaan.
IHSG mencetak rekor tertinggi untuk sesi kedua berturut-turut, terdorong oleh harapan pemangkasan suku bunga AS tahun ini dan kejelasan lebih lanjut tentang tarif regional.
Dua pekan mendatang akan dipenuhi katalis bagi Indonesia, kata Mohit Mirpuri, Equity Fund Manager di SGMC Capital. Ia menunjuk pada rapat kebijakan Bank Indonesia pada 20 Agustus dan potensi arus masuk pasif akibat sejumlah emiten Indonesia yang masuk ke indeks pasar berkembang MSCI .
"Partisipasi pasar tetap luas, sehingga fokus kami lebih pada penempatan posisi menjelang peristiwa-peristiwa tersebut daripada fluktuasi harian akibat aksi ambil untung," ujar Mirpuri, seperti dikutip Reuters. Rupiah melemah 0,3%.
Laman Reuters melaporkan, pada pukul 15:00 WIB, indeks KLSE Malaysia turun 0,3%, namun membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Indeks STI Singapura merosot lebih dari 1%.
Indeks MSCI saham  emerging market  Asia berkurang 0,3%.
"Pasar ASEAN kemungkinan sulit mempertahankan reli karena inflasi dan suku bunga yang lebih rendah serta pelemahan dolar AS belum diterjemahkan menjadi prospek pertumbuhan yang membaik," kata Alan Richardson, Senior Portfolio Manager di Samsung Asset Management.
Data harga produsen AS perioode Juli yang dirilis tadi malam, naik lebih tinggi dari perkiraan, memukul harapan untuk pemangkasan besar suku bunga The Fed pada September dan menurunkan minat terhadap aset berisiko di pasar regional.
Sebelumnya, data inflasi konsumen yang lebih moderat awal pekan ini sempat meningkatkan ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed bulan depan, sehingga mendorong kenaikan pembelian aset berisiko.
Indeks dolar (DXY) mempertahankan kenaikan sesi sebelumnya, membuat mata uang Asia tetap tertekan. Peso Filipina melemah 0,1% dan dolar Taiwan turun 0,3% ke level terendah sejak akhir Mei, sementara sebagian besar mata uang regional lainnya relatif stabil.
"Mata uang EM Asia mungkin akan tetap sedikit tertekan dalam jangka pendek, namun kemungkinan akan kembali menguat pada kuartal IV 2025 dan kuartal I 2026," kata Poon Panichpibool, Markets Strategist di Krung Thai Bank. Ia mengacu pada potensi pelemahan dolar AS setelah arah kebijakan The Fed menjadi lebih jelas.
Pekan ini, bank sentral Thailand memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, pemangkasan keempat dalam 10 bulan terakhir. Indeks SET turun 0,8% pada Jumat, sementara baht stagnan.
Pasar saham India dan Korea Selatan tutup karena libur nasional. (Reuters)
 Asia stock indexes and currencies at 0727 GMT 

COUNTRY

FX RIC

FX DAILY %

FX YTD %

INDEX

STOCKS DAILY %

STOCKS YTD %

Japan

USDJPY

+0.44

+6.84

N225

1.71

8.73

China

USDCNY

-0.04

+1.62

SSEC

0.83

10.29

Indonesia

USDIDR

-0.33

-0.43

JCI

0.01

12.04

Malaysia

USDMYR

-0.12

+6.00

KLSE

-0.30

-4.02

Philippines

USDPHP

-0.11

+1.74

PSEI

0.38

-3.26

Singapore

USDSGD

+0.15

+6.45

STI

-0.94

11.33

Taiwan

USDTWD

-0.05

+9.26

TAIEX

0.40

5.64

Thailand

USDTHB

+0.02

+5.82

SET

-0.78

-10.24


Sumber : Reuters

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest