Bursa Saham Asia Bergerak Mixed, Mata Uang Relatif Stabil, Investor Tunggu Simposium The Fed

• Saham Asia bergerak bervariasi dan sebagian besar mata uang regional stabil, ketika investor menunggu sinyal kebijakan suku bunga dari simposium tahunan The Fed di Jackson Hole pekan ini
• Rupiah melemah 0,5% menjelang keputusan Bank Indonesia pada 20 Agustus, di mana BI diperkirakan menahan suku bunga setelah pemangkasan sebelumnya.
• Pasar juga mencermati perkembangan diplomasi Rusia-Ukraina serta pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menjanjikan dukungan keamanan bagi Ukraina.

Ipotnews - Bursa saham emerging market  Asia bergerak bervariasi dan sebagian besar mata uang cenderung stabil, jelang akhir sesi perdagangan Asia, Selasa (19/8). Investor mencermati jadwal simposium tahunan Federal Reserve AS pekan ini di Jackson Hole, dan memperhatikan sinyal diplomatik terkait upaya mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.
Laman  Reuters  melaporkan, jelang pukul 16:00 WIB hari ini. Indeks saham PSEI Filipina melorot 0,8% ke level terendah sejak 31 Juli. Indeks saham KOSPI, Korea Selatan juga tergerus 0,8%.
Indeks TAIEX, Taiwan turun 0,5%. Indeks saham IHSG Indonesia turun tipis 0,1%. Sebaliknya, indek STI Singapura naik 0,5% dan KLSE Malaysia menguat 0,4%.
Poon Panichpibool, ahli strategi pasar di Krung Thai Bank, mengatakan simposium tahunan The Fed di Jackson Hole pada 21-23 Agustus dapat memberikan petunjuk mengenai rencana suku bunga.
Investor mengurangi eksposur mereka menjelang sinyal yang lebih jelas dari The Fed, dan mencatatkan keuntungan setelah kenaikan kuat dalam beberapa bulan terakhir, imbuh Panichpibool.
Ketua The Fed Jerome Powell diperkirakan akan berbicara dalam simposium tersebut.
"Powell kemungkinan akan menyesuaikan pesannya, menjaga peluang untuk pemangkasan suku bunga sebagai langkah antisipasi guna mencegah penurunan lebih tajam di pasar tenaga kerja, sembari memperingatkan terhadap pemangkasan suku bunga yang berlebihan atau terlalu cepat yang dapat melemahkan kewaspadaan terhadap inflasi akibat tarif," tulis DBS dalam catatannya hari ini.
"Pasar juga akan mencermati sejauh mana Presiden AS Donald Trump telah menggeser keseimbangan internal The Fed menjauh dari sikap hati-hati Powell," imbuhnya seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, setelah pertemuan puncak Gedung Putih dengan para pemimpin Eropa, Trump berusaha meyakinkan Ukraina bahwa Washington akan membantu menjamin keamanannya dalam kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.
Investor tetap berhati-hati sambil menunggu rincian lebih lanjut, dan hal itu membuat indeks dolar DXY bergerak stabil.
Nilai tukar mata uang Asia sebagian besar tidak banyak berubah terhadap dolar. Peso Filipina dan dolar Taiwan sama-sama turun tipis 0,2%. Mata uang regional lainnya relatif datar.
Di Indonesia, rupiah melemah 0,5% saat pasar dibuka kembali setelah libur panjang. Investor menunggu keputusan kebijakan Bank Indonesia (BI) pada 20 Agustus.
BI diperkirakan akan menghentikan siklus pelonggaran untuk menilai dampak dari pemangkasan suku bunga sebelumnya. Hasil survei ekonom Reuters menyebutkan inflasi meningkat dan momentum ekonomi tetap solid pada kuartal lalu.
"Kami tetap oportunistis terkait peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari BI sepanjang sisa tahun ini," kata Lavanya Venkateswaran, ekonom senior OCBC .
Di Amerika, obligasi internasional dolar Bolivia menguat setelah hasil resmi awal pada Senin menunjukkan partai sosialis yang berkuasa berada di jalur menuju kekalahan pemilu terburuk dalam satu generasi. (Reuters)

Sumber : admin