- Rupiah melemah tipis ke Rp16.283 per dolar AS pada Kamis pagi (21/8), dipicu risalah FOMC Juli 2025 yang masih bernada hawkish meski ada sinyal dovish dari sebagian pejabat The Fed.
- FOMC menahan suku bunga di 4,25%-4,5%, dengan mayoritas pejabat lebih khawatir pada risiko inflasi tinggi ketimbang pelemahan pasar tenaga kerja.
- BI menurunkan BI Rate 25 bps menjadi 5% dalam RDG Agustus 2025 untuk mendukung pertumbuhan, yang menurut analis juga memberi tekanan jangka pendek pada rupiah.
Ipotnews - Kurs rupiah diprediksi melemah terhadap dolar Amerika Serikat hari ini, setelah risalah FOMC Federal Reserve pada akhir Juli 2025 masih bernada cukup hawkish.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis pagi (20/8) pukul 09.24 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.283 per dolar AS, melemah 12 poin atau 0,07% dibandingkan Rabu sore (20/8) dilevel Rp16.271 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan bahwa rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS setelah risalah FOMC dimana pejabat the Fed pada umumnya masih menunjukkan sikap hawkish.
"Namun perlemahan diperkirakan terbatas, dengan perbedaan pendapat dari dua gubernur menunjukkan meningkatnya tekanan dovish, yang mensinyalkan potensi pemangkasan di bulan September masih sangat terbuka," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews pagi ini.
Sebagian besar pejabat Federal Reserve alias The Fed menyoroti risiko inflasi sebagai faktor yang lebih dominan daripada kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja dalam pertemuan mereka bulan lalu, di tengah tarif yang berlaku memperbesar perpecahan di dalam komite penetapan suku bunga bank sentral.
Para pejabat mengakui adanya kekhawatiran atas inflasi lebih tinggi dan lapangan kerja lebih lemah, tetapi mayoritas dari 18 pembuat kebijakan yang hadir "menilai kenaikan inflasi sebagai risiko yang lebih besar di antara kedua risiko ini," menurut risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal ( FOMC ) pada 29-30 Juli yang dipublikasikan tadi malam.
Para pembuat kebijakan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25% hingga 4,5% bulan lalu, dengan alasan meningkatnya ketidakpastian prospek mereka karena aktivitas ekonomi pada paruh pertama tahun ini melambat. Pernyataan mereka saat itu menggambarkan pasar tenaga kerja "kuat," tetapi mengatakan inflasi tetap "agak tinggi."
Lukman juga mengakui penurunan BI rate 25 basis poin pada Rabu kemarin juga akan menekan kurs rupiah dalam jangka pendek. "Kurs rupiah diperkirakan di kisaran Rp16.200 - Rp16.350 per dolar AS," pungkas Lukman saat.
BI telah mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Agustus. Hasilnya di luar ekspektasi.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,51%, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian." ungkap Gubernur Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai RDG, Rabu (20/8).(Adhitya)
Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()