- Harga minyak Brent dan WTI naik karena penurunan besar persediaan minyak dan bensin di AS, menandakan permintaan yang kuat selama musim panas.
- Ketidakpastian perang Rusia-Ukraina menopang harga karena sanksi Barat terhadap minyak Rusia tetap berlaku dan negosiasi damai masih belum menunjukkan kemajuan berarti.
- Ketegangan geopolitik meningkat, dengan AS mengenakan tarif baru pada India akibat pembelian minyak Rusia, sementara India tetap melanjutkan impor minyak dari Rusia karena diskon harga.
Ipotnews - Harga minyak melanjutkan penguatan, Kamis, didorong tanda-tanda permintaan yang solid di Amerika, dengan ketidakpastian atas upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina juga memberikan dukungan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 46 sen atau 0,69% menjadi USD67,30 per barel, pada pukul 13.16 WIB, setelah menyentuh level tertinggi dua minggu di awal perdagangan, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Kamis (21/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 49 sen, atau 0,78%, menjadi USD63,20 per barel.
Kedua kontrak tersebut ditutup melonjak lebih dari 1% pada sesi sebelumnya.
Persediaan minyak mentah Amerika merosot 6 juta barel pekan lalu menjadi 420,7 juta barel, menurut Badan Informasi Energi (EIA) AS, Rabu, bertentangan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters untuk penarikan 1,8 juta barel.
Stok bensin menyusut 2,7 juta barel, dibandingkan ekspektasi penurunan 915.000 barel, menurut EIA, mengindikasikan permintaan yang stabil selama driving season musim panas. Hal ini juga terlihat dari lonjakan rata-rata konsumsi bahan bakar jet selama empat minggu ke level tertinggi sejak 2019.
"Harga minyak mentah rebound karena tanda-tanda permintaan yang kuat di Amerika mendorong sentimen," ujar Daniel Hynes, analis ANZ.
Namun, Hynes memperingatkan bahwa beberapa "sentimen bearish masih terlihat karena trader terus memantau negosiasi untuk mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina."
Trader dan analis memperkirakan harga minyak akan turun setelah kesepakatan damai tercapai, tetapi minimnya kemajuan konkret dalam negosiasi dapat menopang pasar.
Ketika perencana militer AS dan Eropa mulai menjajaki jaminan keamanan pascakonflik untuk Ukraina, Rusia mengatakan pada Rabu bahwa upaya untuk menyelesaikan masalah keamanan tanpa partisipasi Moskow adalah "jalan yang sia-sia".
Upaya berlarut-larut untuk mengamankan perdamaian di Ukraina berarti sanksi Barat terhadap pasokan minyak Rusia masih berlaku, dan kemungkinan sanksi yang lebih keras serta tarif tambahan terhadap pembeli minyak Moskow masih membayangi pasar.
Sementara itu, Rusia tetap bersikeras akan terus menyediakan minyak mentah kepada pembeli yang bersedia, dengan diplomat Rusia di India mengatakan bahwa negara itu berharap untuk terus memasok minyak ke India meski ada peringatan dari Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 25% untuk barang-barang India mulai 27 Agustus karena pembelian minyak mentah mereka dari Rusia. Uni Eropa juga memberikan sanksi kepada kilang swasta India Nayara Energy, yang didukung perusahaan minyak Rusia Rosneft.
Pengilangan India awalnya mundur dari pembelian minyak Rusia, tetapi BUMN Indian Oil dan Bharat Petroleum membeli minyak mentah Rusia untuk pengiriman September dan Oktober, melanjutkan pembelian setelah diskon diperluas. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()