Taruhan Short Yuan Capai Level Tertinggi Sejak Mei, Masalah Ekonomi China Bebani Mata Uang EM

avatar
· 阅读量 16
  • Taruhan bearish terhadap yuan China naik ke level tertinggi sejak Mei.
  • Sentimen negatif juga muncul pada rupiah Indonesia dan rupee India, sementara posisi bearish pada peso Filipina dan dolar Taiwan sedikit dipangkas.
  • China dikabarkan mempertimbangkan penerbitan stablecoin berbasis yuan untuk mendorong penggunaan global.

Ipotnews - Taruhan  bearish  terhadap yuan China mencapai level tertinggi sejak pertengahan Mei.
Rilis hasil jajak pendapat Reuters, Kamis (21/8), memperlihatkan para analis beralih ke posisi  short  untuk pertama kalinya di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap perekonomian China.
Ekonomi China kehilangan momentum pada Juli, dengan penjualan ritel hanya naik 3,7% secara tahunan, jauh di bawah perkiraan 5,9% dalam jajak pendapat Reuters. Produksi industri tumbuh 5,7%, laju terlemah sejak November 2024.
Harga rumah baru juga turun 2,8% pada Juli lalu dibandingkan tahun sebelumnya, memperpanjang stagnasi dua tahun. Sementara itu, investasi aset tetap hanya naik 1,6% dalam tujuh bulan pertama 2025, meleset dari perkiraan 2,7%.
Jajak pendapat dua mingguan Reuters terhadap 11 responden, juga menunjukkan para analis mempertahankan pandangan  bearish  terhadap won Korea Selatan, tidak berubah sejak awal Mei, dan memangkas sedikit posisi  short  terhadap dolar Singapura.
Sedangkan sentimen terhadap rupiah Indonesia berubah negatif setelah sebelumnya  bullish.  Posisi  short  terhadap dolar Taiwan dipangkas.
Bank Indonesia secara tak terduga memangkas suku bunga acuan 7- day reverse repurchase  sebesar 25 basis poin pada Rabu. Respon jajak pendapat diterima sebelum keputusan tersebut.
Untuk rupee India dan ringgit Malaysia, analis memangkas posisi  bullish . Taruhan  bearish  terhadap peso Filipina sedikit dikurangi, sementara pada baht Thailand analis memangkas posisi  bullish .
Analis ANZ memperkirakan momentum pertumbuhan India akan melambat dengan konsumsi rumah tangga dan investasi yang lesu dalam beberapa kuartal mendatang, ditambah daya saing ekspor yang menghadapi hambatan dari tarif AS.
"Berdasarkan prospek ini, kami percaya INR kemungkinan akan diperdagangkan dengan bias depresiasi dalam jangka dekat-menengah, dan berkinerja lebih buruk dibandingkan mata uang Asia lainnya," ungkap ANZ seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, Reuters melaporkan, China sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan stablecoin berbasis yuan untuk pertama kalinya guna mendorong adopsi lebih luas secara global. China diperkirakan akan membahas perluasan penggunaan yuan dan kemungkinan stablecoin untuk perdagangan lintas batas pada KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang akan diadakan 31 Agustus-1 September di Tianjin.
"Melihat potensi keengganan Federal Reserve untuk memberikan pemangkasan suku bunga signifikan pada pertemuan FOMC mendatang (bergantung pada data ketenagakerjaan dan inflasi),  repricing  ekspektasi pemangkasan suku bunga bisa mendorong Dolar AS dan imbal hasil Treasury lebih tinggi, menciptakan hambatan bagi mata uang emerging market," kata Poon Panichpibool, analis pasar di Krung Thai Bank.
Kondisi tersebut turut menekan beberapa saham dengan kinerja terbaik tahun ini, termasuk Nvidia, dan Nasdaq yang mencatatkan penurunan harian terbesar sejak awal bulan ini. Pasar uang mencerminkan peluang 93% atas pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada September. Indeks dolar AS telah kehilangan 0,8% dalam dua minggu terakhir, tetapi diperkirakan menguat minggu ini, naik 0,4% sejauh ini.
"Kita telah melihat aksi jual yang cukup kuat pada USD sepanjang paruh pertama 2025 dan kini mata uang menunggu isyarat makro dari data. Dengan mandat inflasi dan ketenagakerjaan The Fed yang berpotensi bertentangan, kita mungkin berada dalam periode konsolidasi," kata Fiona Lim, analis senior forex di Maybank Singapore.
"Mata uang seperti KRW dan TWD yang paling banyak menguat di paruh pertama 2025 memiliki ruang terbesar untuk terkoreksi," imbuhnya.
Investor khawatir tentang independensi Federal Reserve setelah serangan lain dari Presiden Donald Trump menjelang pidato Ketua Jerome Powell di simposium tahunan Jackson Hole akhir pekan ini.
Jajak pendapat posisi mata uang Asia ini berfokus pada apa yang diyakini analis dan manajer dana sebagai posisi pasar saat ini pada sembilan mata uang emerging Asia: yuan China, won Korea Selatan, dolar Singapura, rupiah Indonesia, dolar Taiwan, rupee India, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan baht Thailand. (Reuters)

DATE

USD/CNY

USD/KRW

USD/SGD

USD/IDR

USD/TWD

USD/INR

USD/MYR

USD/PHP

USD/THB

21-Aug-25

0.06

0.35

-0.73

-0.08

-0.35

0.94

-0.40

0.22

-0.31

7-Aug-25

-0.09

0.35

-0.87

0.35

-0.50

1.33

-0.58

0.35

-0.40

24-Jul-25

-0.57

-0.10

-1.09

-0.05

-1.06

0.51

-0.57

0.21

-0.14

10-Jul-25

-0.54

-0.63

-1.30

-0.38

-1.65

0.36

-0.48

-0.06

-0.11

26-Jun-25

-0.74

-1.06

-1.22

-0.20

-1.48

0.89

-0.76

0.21

-0.33

12-Jun-25

-0.78

-1.37

-1.24

-0.60

-1.58

0.03

-1.25

-0.93

-1.24

29-May-25

-0.67

-1.20

-1.34

-0.32

-1.50

-0.08

-1.04

-1.19

-1.14

15-May-25

0.00

-0.22

-0.54

0.70

-1.01

-0.19

-0.15

-0.68

-0.45

01-May-25

0.20

-0.06

-0.67

1.27

-0.53

-0.58

-0.40

-1.02

-0.61

17-Apr-25

0.57

0.19

-0.26

1.33

0.06

-0.20

0.04

-0.65

-0.30

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest