- Harga kedelai turun tipis, ditopang spekulasi pembelian dari China.
- Jagung dan gandum naik, dibatasi proyeksi panen rekor AS.
- Produksi kedelai AS dan Brasil diperkirakan meningkat pada 2025.
Ipotnews - Kedelai berjangka Chicago melemah, Senin, menghentikan reli tiga hari berturut-turut, namun harga masih bertahan di dekat level tertinggi dua bulan karena spekulasi mengenai potensi pembelian dari China menahan tekanan penurunan lebih lanjut.
Kontrak kedelai yang paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) turun 0,17% atau USD1,75 menjadi USD1.056,75 per bushel pada pukul 12.52 WIB, setelah sempat menyentuh puncak dua bulan pada akhir pekan lalu, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Senin (25/8).
Sementara itu, jagung berjangka CBOT menguat 0,91% atau USD3,75 menjadi USD415,25 per bushel, dan gandum naik 0,62% atau USD2,75 menjadi USD530,00 per bushel.
Trader di Singapura mengatakan pasar sempat terdorong pekan lalu akibat rumor pembeli China mulai melakukan penjajakan. "Namun reli sulit dipertahankan sebelum ada bukti nyata bahwa China benar-benar membeli kedelai dari Amerika Serikat," ujar dia.
Spekulasi bahwa China--importir kedelai terbesar dunia--akan kembali membeli dari Amerika Serikat muncul di tengah ketegangan perdagangan yang masih berlangsung antara kedua negara. Namun hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi mengenai transaksi tersebut.
Di sisi lain, ekspektasi panen jagung dan kedelai dalam jumlah besar di AS tahun ini membatasi kenaikan harga lebih lanjut. Konsultan pertanian Pro Farmer, Jumat, memproyeksikan petani AS akan memanen jagung dalam jumlah rekor 16,204 miliar bushel, dengan rata-rata hasil 182,7 bushel per acre. Produksi kedelai diperkirakan mencapai 4,246 miliar bushel, dengan hasil rata-rata 53,0 bushel per acre.
Meski cuaca musim panas yang ideal di sebagian besar wilayah Midwest mendukung panen melimpah, Pro Farmer mencatat bahwa kekeringan di wilayah timur dan hama tanaman di Iowa dapat menekan hasil kedelai secara keseluruhan.
Sementara itu, produksi kedelai Brasil--produsen kedelai terbesar dunia--diperkirakan mencapai 176,5 juta ton metrik untuk musim tanam 2025-2026, meningkat 3% dibandingkan musim sebelumnya, menurut data dari AgResource.
Di pasar berjangka, data dari Commodity Futures Trading Commission ( CFTC ) Amerika menunjukkan spekulan besar mengurangi net short position mereka pada kontrak jagung CBOT dalam pekan yang berakhir 19 Agustus. Posisi jual bersih pada gandum justru meningkat, sementara untuk kedelai mengalami sedikit pengurangan. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()