Market Antisipasi Ketidakpastian Arah Suku Bunga, Greenback Bangkit Lagi

avatar
· 阅读量 21
  • Indeks DXY naik 0,49% ke 98,32, pulih dari penurunan minggu lalu pasca komentar Powell yang meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga September.
  • Meski peluang pemangkasan suku bunga tetap tinggi (84,3%), pelaku pasar menanti data PCE, NFP, dan CPI yang bisa mengubah arah kebijakan the Fed.
  • Imbal hasil obligasi AS dan zona euro naik; kekhawatiran muncul soal independensi the Fed karena Trump berencana mengganti Powell.

Ipotnews - Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama, Senin, bangkit dari pelemahan tajam pekan lalu seiring investor kembali menimbang prospek kebijakan suku bunga Federal Reserve pasca pernyataan dovish Chairman Jerome Powell. Penguatan ini mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar menjelang rilis data ekonomi penting pekan ini dan berikutnya.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,49% menjadi 98,32, mencatat penguatan harian tertinggi sejak 30 Juli, demikian laporan  Reuters,  di New York, Senin (25/8) atau Selasa (26/8) pagi WIB.
Euro melemah 0,69% menjadi USD1,1634, setelah sempat menyentuh level tertinggi empat pekan di USD1,1742 pada Jumat lalu.
Sejumlah broker kakap seperti Barclays, BNP Paribas, dan Deutsche Bank kini memprediksi the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September. Proyeksi ini muncul usai Powell menyatakan meningkatnya risiko terhadap pasar kerja Amerika Serikat, meski dia juga menegaskan bahwa inflasi masih menjadi ancaman.
Namun, pelaku pasar mulai menyadari bahwa keputusan pemangkasan belum sepenuhnya pasti. "Trader valas menyadari bahwa pemangkasan suku bunga September belum jadi kepastian. Mereka mulai mengantisipasi kemungkinan the Fed menahan suku bunga bila data-data mendatang menunjuk pada inflasi yang tetap tinggi atau pelemahan pasar tenaga kerja," ujar Matt Weller, Global Head of Market Research StoneX.
Data inflasi PCE yang akan dirilis Jumat ini, disusul laporan tenaga kerja (NFP) pekan depan dan CPI Agustus akan menjadi penentu arah kebijakan the Fed. Berdasarkan data FedWatch Tool CME Group, probabilitas pemangkasan suku bunga 25 bps pada September berada di posisi 84,3%, sedikit turun dari 84,7% sehari sebelumnya, namun masih jauh lebih tinggi dibanding 61,9% sebulan lalu.
Sepanjang tahun ini, Indeks DXY anjlok lebih dari 9% terhadap sekeranjang mata uang utama. Euro menjadi pendorong utama pelemahan indeks tersebut dengan lonjakan lebih dari 12% sejak awal tahun.
Kepala Ekonom Lombard Odier, Samy Chaar, memperkirakan euro masih bisa menguat ke kisaran USD1,20-1,22 dalam 6-12 bulan ke depan.
Sementara itu, imbal hasil obligasi zona euro melesat pada perdagangan Senin, membalik penurunan akhir pekan lalu, di tengah perbaikan sentimen bisnis di Jerman dan penyesuaian ekspektasi pasar terhadap kebijakan the Fed. Imbal hasil surat utang Jerman tenor 10 tahun menguat 3,9 bps jadi 2,758%, mendekati level tertinggi lima bulan di 2,787%.
Di pasar obligasi AS, imbal hasil US Treasury juga cenderung menguat, dengan tenor dua tahun--yang paling sensitif terhadap perubahan suku bunga--naik 4 bps jadi 3,728%. Yield obligasi bertenor 30 tahun sedikit naik 0,1 bps ke 4,8836%.
Di luar faktor ekonomi, pasar juga mencermati dinamika politik terkait independensi the Fed. Presiden Donald Trump kembali melontarkan kritik terhadap Powell dan sejumlah pejabat bank sentral, dan disebut tengah mempertimbangkan penggantian pimpinan the Fed. Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyatakan proses tersebut bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Analis Goldman Sachs memperingatkan bahwa upaya penggantian pimpinan the Fed berpotensi menjadi risiko tambahan bagi pergerakan yield obligasi jangka panjang Amerika. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest