Amerika Bebaskan Tarif Impor Indonesia, CPO Berjangka Rebound

avatar
· 阅读量 16
  • Harga CPO Malaysia naik 0,89% didorong pembebasan tarif 19% oleh AS untuk minyak sawit Indonesia.
  • Kenaikan tertahan karena permintaan global (di luar China) masih lemah.
  • Faktor eksternal mendukung, seperti pelemahan ringgit dan harga minyak mentah.

Ipotnews - Harga minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia menguat, Rabu, setelah melorot dua hari berturut-turut, didorong oleh kabar bahwa Amerika Serikat membebaskan minyak sawit asal Indonesia dari tarif impor 19 persen.
Kontrak acuan minyak sawit mentah untuk pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 40 ringgit, atau 0,89 persen, menjadi 4.510 ringgit per ton metrik pada jeda tengah hari, setelah merosot 1,3 persen dalam dua sesi perdagangan terakhir, demikian laporan  Reuters,  di Kuala Lumpur, Rabu (27/8).
"Kenaikan harga didorong oleh kabar bahwa Amerika Serikat membebaskan minyak sawit Indonesia dari tarif impor 19 persen," kata Anilkumar Bagani, Kepala Riset Sunvin Group, Mumbai.
Pemerintah Indonesia sebelumnya mengumumkan Washington sepakat secara prinsip untuk mengecualikan ekspor kakao, minyak sawit, dan karet dari tarif yang mulai diberlakukan pada 7 Agustus 2025.
Meski demikian, Bagani menambahkan melambatnya permintaan dari negara tujuan ekspor selain China membatasi potensi kenaikan harga lebih lanjut.
Sementara itu, kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di bursa Dalian turun 0,89 persen, sedangkan kontrak minyak sawitnya naik tipis 0,04 persen. Harga minyak kedelai Chicago Board of Trade ( CBOT ) melemah 0,11 persen.
Harga minyak sawit global cenderung mengikuti pergerakan minyak pesaing karena berkompetisi untuk memperbutkan pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Di sisi lain, harga minyak mentah stabil setelah sempat menyusut pada Selasa, seiring dengan pengawasan pasar terhadap perkembangan konflik di Ukraina dan dampak kebijakan tarif baru AS terhadap produk India.
Kenaikan harga minyak mentah biasanya membuat CPO lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Dari sisi permintaan, data Komisi Eropa menunjukkan impor kedelai Uni Eropa untuk musim 2025/2026 hingga 24 Agustus mencapai 1,96 juta ton metrik, berkurang 8 persen secara tahunan. Sementara itu, impor minyak sawit anjlok 34 persen menjadi 352.275 ton.
Di pasar valuta, ringgit Malaysia -- mata uang utama perdagangan minyak sawit -- melemah 0,28 persen terhadap dolar AS, yang membuat harga CPO lebih kompetitif bagi pembeli luar negeri. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest