Pasar Cermati Permintaan Musim Panas Amerika, Harga Minyak Melorot

avatar
· 阅读量 15
  • Harga minyak melemah setelah kenaikan sebelumnya, dipicu ekspektasi penurunan permintaan bahan bakar AS menjelang akhir musim panas dan meningkatnya pasokan global.
  • Pasar waspada terhadap respons India atas tarif baru AS dan potensi dampaknya atas pembelian minyak dari Rusia.
  • Faktor geopolitik dan ekonomi seperti serangan Rusia ke infrastruktur energi Ukraina serta harapan pemotongan suku bunga AS turut memengaruhi sentimen pasar.

Ipotnews - Harga minyak melorot, Kamis, setelah melesat sehari sebelumnya. Pelaku pasar menilai ekspektasi penurunan permintaan bahan bakar di Amerika seiring berakhirnya musim panas, serta mencermati respons India terhadap kenaikan tarif impor AS.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 57 sen atau 0,84% menjadi USD67,48 per barel pada pukul 12.19 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Kamis (28/8).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 59 sen atau 0,92% menjadi USD63,56 per barel.
Penurunan ini terjadi setelah laporan Badan Informasi Energi (EIA) Amerika mencatat stok minyak mentah AS merosot 2,4 juta barel dalam pekan yang berakhir hingga 22 Agustus. Angka tersebut lebih besar dari proyeksi analis dalam jajak pendapat  Reuters  yang memperkirakan penurunan 1,9 juta barel.
"Pasar minyak terkoreksi pagi ini karena pelaku pasar mengevaluasi kembali reli harga kemarin yang didorong laporan EIA," kata Priyanka Sachdeva, analis Phillip Nova.
Meski persediaan minyak mentah AS kembali menukik, Sachdeva menilai laju penurunannya melambat dibandingkan pekan sebelumnya, yang mengurangi sentimen bullish di pasar.
Analis IG, Tony Sycamore, menambahkan penurunan persediaan tersebut mencerminkan permintaan yang kuat menjelang long weekend Hari Buruh di Amerika. Namun, periode ini juga menandai berakhirnya driving season musim panas yang biasanya diikuti dengan penurunan konsumsi bahan bakar.
Trader juga mencermati ketegangan perdagangan antara AS dan India. Presiden AS Donald Trump, Rabu, menggandakan tarif impor atas produk India hingga 50%, sebagai bentuk tekanan agar New Delhi menghentikan pembelian minyak dari Rusia.
"India kemungkinan besar akan tetap membeli minyak dari Rusia dalam jangka pendek, sehingga dampak tarif baru itu terhadap pasokan global akan terbatas," ujar Sycamore.
Faktor lain yang turut menekan pasar adalah meningkatnya pasokan global, menyusul pencabutan sebagian pemangkasan output sukarela oleh negara-negara produsen utama. Kondisi ini mengimbangi sejumlah faktor pendukung pasar, termasuk eskalasi konflik Rusia-Ukraina yang menyerang infrastruktur energi kedua negara.
Pemerintah Ukraina melaporkan serangan drone besar-besaran oleh Rusia terhadap infrastruktur energi dan transportasi gas di enam wilayah, yang menyebabkan lebih dari 100.000 orang kehilangan akses listrik, Rabu.
Dari sisi makroekonomi, prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve turut memberi dukungan terhadap pasar minyak. Presiden Fed New York, John Williams, menyatakan suku bunga kemungkinan akan dipangkas dalam waktu dekat, namun keputusan akan bergantung pada data ekonomi yang dirilis menjelang rapat the Fed pada 16-17 September. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest