Mata Uang Asia Kompak Menguat karena Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Ipotnews - Nilai tukar sebagian besar mata uang  emerging market  Asia bergerak menguat, jelang akhir penutupan sesi perdagangan hari ini, Kamis (28/8). Meningkatnya harapan pemangkasan suku bunga
Won Korea Selatan memimpin reli mata uang, naik 0,5% setelah Bank of Korea mempertahankan suku bunga dalam keputusan yang telah diantisipasi luas. Indeks Kospi mencerminkan penguatan mata uang tersebut dengan naik 0,3%.
Laman Reuters melaporkan, baht Thailand, peso Filipina, dan ringgit Malaysia masing-masing menguat 0,2% sebelum pukul 15:00 WIB..
Peso Filipina juga menguat setelah bank sentral negara itu memangkas suku bunga sesuai perkiraan, sekaligus memberi sinyal bahwa siklus pelonggaran kemungkinan telah berakhir.
Peso Filipina terapresiasi 0,3%, setelah melemah tiga sesi berturut-turut, sementara indeks saham acuan PSEI turun lebih dari 1%.
"Peso menguat setelah pemangkasan suku bunga BSP, yang tidak memberikan kejutan dovish di luar ekspektasi pasar," kata Christopher Wong, ahli strategi mata uang OCBC kepada Reuters.
Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) Eli Remolona menekankan bahwa bank sentral masih melihat risiko yang lebih besar terhadap prospek inflasi dibandingkan output ekonomi. Saat ditanya apakah siklus pelonggaran telah berakhir, ia menjawab, "berdasarkan data, ya."
Ekonom senior DBS Radhika Rao mengatakan kemungkinan akan ada satu kali lagi pemangkasan di kuartal keempat 2025, karena pembuat kebijakan memanfaatkan periode inflasi yang rendah untuk mengambil sikap yang lebih mendukung pertumbuhan.
Sementara itu, pelaku pasar meningkatkan taruhan untuk pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan setelah Presiden Fed New York John Williams memberi sinyal kemungkinan penurunan. Indeks dolar AS (DXY) turun 0,1% pada sesi ketiga penurunan beruntun.
Dolar menghadapi tekanan tambahan pekan ini akibat kampanye Presiden Donald Trump yang semakin gencar untuk memengaruhi kebijakan moneter, termasuk upayanya untuk memberhentikan Gubernur Fed Lisa Cook dan menggantinya dengan loyalis.
Saat ini, pelaku pasar menilai ada peluang sekitar 84% untuk pemangkasan 25 basis poin bulan depan, dan telah memperkirakan total pelonggaran sebesar 56 basis poin hingga akhir tahun ini.
Menurut Parisha Saimbi, ahli strategi EM Asia FX di BNP Paribas, "mata uang yang lebih sensitif terhadap kekhawatiran independensi Fed adalah yang memiliki eksposur aset AS tanpa lindung nilai lebih besar," khususnya China, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura di konteks Asia.
Di pasar saham, indeks acuan IHSG , Indonesia dan KLSE , Malaysia naik 0,6% dan 0,2%. Indeks Shanghai Composite memimpin penguatan regional dengan lonjakan lebih dari 1%.
Sebaliknya, indeks TAIEX Taiwan, dan NSEI India masing-masing melorot 1% dan 0,5%. PSEI Filipina anjlok 1,44%. (Reuters)
 Asia stock indexes and currencies at 0726 GMT 

Sumber : admin