Trader Nantikan Sikap Trump Terkait Perang Rusia-Ukraina, Minyak Terdongkrak

avatar
· 阅读量 10
  • Minyak Brent naik 0,8% jadi USD68,62 dan WTI menguat 0,7% ke USD64,60 per barel, pulih dari penurunan awal setelah respons Gedung Putih terhadap serangan Rusia ke Ukraina.
  • Rusia meluncurkan serangan ke Ukraina, sementara Ukraina menyerang kilang minyak Rusia; India tetap membeli minyak Rusia meski ditekan AS.
  • Kekhawatiran atas penurunan permintaan pasca-libur AS dan rencana OPEC + menaikkan produksi menekan harga; pasokan Rusia ke Eropa Timur juga kembali normal.

Ipotnews - Harga minyak menguat, Kamis, bangkit dari pelemahan di awal sesi, dipicu meningkatnya ketegangan geopolitik menyusul serangan Rusia ke Ukraina dan komentar dari Gedung Putih yang menegaskan ketidaksenangan Presiden AS Donald Trump atas eskalasi tersebut.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 57 sen atau 0,8% menjadi USD68,62 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (28/8) atau Jumat (29/8) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menguat 45 sen atau 0,7% menjadi USD64,60 per barel.
Kenaikan itu terjadi setelah Gedung Putih menyatakan Presiden Trump "tidak senang" ketika mengetahui Rusia melancarkan serangan rudal dan drone ke Ukraina, Kamis dini hari. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 21 orang di Kyiv, menurut pejabat kota setempat. Di sisi lain, militer Ukraina mengklaim berhasil menyerang dua kilang minyak Rusia menggunakan drone sebagai bentuk balasan.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan Trump akan memberikan pernyataan resmi terkait situasi tersebut dalam waktu dekat. Sebelumnya, harga minyak sempat merosot sekitar 1% karena kekhawatiran terhadap prospek permintaan bahan bakar setelah long weekend Hari Buruh di Amerika, serta ekspektasi peningkatan pasokan global.
Pasar juga mencermati respons India terhadap tekanan Amerika Serikat untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia, setelah Presiden Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50%, Rabu. Namun, pelaku pasar menyebutkan ekspor minyak Rusia ke India justru diperkirakan melonjak pada September, meski ada tekanan diplomatik dari Washington.
Selain faktor geopolitik, pasar minyak juga dibayangi oleh potensi kenaikan pasokan global. OPEC + berencana menaikkan produksi 547.000 barel per hari mulai September. Kombinasi antara melemahnya permintaan dan bertambahnya suplai diperkirakan meningkatkan persediaan minyak global dalam waktu dekat.
Dalam catatan analis Ritterbusch and Associates, disebutkan faktor musiman juga akan memberi tekanan terhadap harga energi. "Hal ini akan membebani pasar energi secara keseluruhan seiring peralihan dari musim panas ke musim gugur, di mana permintaan bensin menurun dan kilang beralih ke produksi bahan bakar musim dingin yang lebih murah," tulis mereka.
Menambah tekanan terhadap harga, pasokan minyak mentah Rusia ke Hongaria dan Slovakia melalui pipa Druzhba kembali normal setelah sebelumnya terganggu akibat serangan Ukraina di wilayah Rusia pekan lalu. Informasi ini dikonfirmasi perusahaan minyak Hongaria MOL dan Menteri Ekonomi Slovakia. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest