JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup naik tipis pada Selasa (2/9/2025), di tengah meningkatnya ketidakpastian tarif dagang Presiden Donald Trump.
Rupiah hari ini ditutup naik tipis sebesar 4,5 poin (0,03%) ke level Rp 16.414. Sedangkan indeks dolar terlihat naik 0,52% menjadi 98,28. Nilai tukar rupiah ke dolar AS sempat ditutup melesat sebesar 81 poin (0,49%) ke level Rp 16.418,5 pada Senin (1/9/2025)
Analis mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, meningkatnya ketidakpastian atas tarif perdagangan Trump, setelah pengadilan banding memutuskan pekan lalu bahwa tarif tersebut ilegal. Meskipun pengadilan banding menyatakan bahwa tarif Trump dapat tetap berlaku hingga pertengahan Oktober, presiden mengkritik keputusan tersebut dan mengatakan akan menggugat putusan tersebut di Mahkamah Agung.
"Perkembangan ini memicu meningkatnya ketidakpastian atas dampak ekonomi dari tarif Trump, yang sebagian besar mulai berlaku pada bulan Agustus. Putusan apa pun yang menentang tarif tersebut juga akan memaksa Washington untuk menegosiasikan kesepakatan terbaru dengan mitra dagang utama," ungkap Ibrahim, Selasa (2/9/2025).
Di sisi lain, lanjut Ibrahim, pasar memperkirakan peluang hampir 85% untuk pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada bulan September, menurut CME Fedwatch. Hal ini terjadi bahkan ketika data indeks harga PCE untuk bulan Juli menunjukkan inflasi tetap stagnan dan terus meningkat di atas target tahunan The Fed sebesar 2%.
Selain itu, Ibrahim mengatakan, serangan pesawat nirawak Ukraina baru-baru ini melumpuhkan fasilitas yang menyumbang setidaknya 17% dari kapasitas pemrosesan minyak Rusia, atau 1,1 juta barel per hari, menurut perhitungan Reuters.
Pada hari Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Ukraina berencana melancarkan serangan baru jauh ke dalam wilayah Rusia setelah berminggu-minggu serangan intensif terhadap aset energi Rusia.
Ketegangan Geopolitik
Sementara itu, Ibrahim menyebut, visi China untuk 'tatanan global baru' berpotensi meningkatkan ketegangan geopolitik. Presiden China Xi Jinping menekankan visinya pada hari Senin untuk tatanan keamanan dan ekonomi global baru yang memprioritaskan 'Global Selatan'.
"Ini menjadi sebuah tantangan langsung terhadap AS, dalam sebuah pertemuan puncak yang dihadiri oleh para pemimpin Rusia dan India," papar Ibrahim.
Sedangkan sentimen internal, Ibrahim menyebut, Badan Pusat Statistik mencatat Neraca Perdagangan Indonesia pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar US$4,17 miliar. Nilai tersebut meningkat dibandingkan dengan surplus pada Juni 2025 sebesar US$4,10 miliar.
Bank Indonesia (BI) memandang bahwa surplus neraca perdagangan pada Juli 2025 positif menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut. Surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi pada Juli 2025 terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.
"Untuk perdagangan Rabu (3/9/2025), mata uang rupiah fluktuatif. Namun, rupiah ditutup melemah direntang Rp 16.400 - 16.450," tutup Ibrahim.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()