Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Dongkrak Saham Asia, Masih Terbebani Risiko Politik di Asia Tenggara

• Saham Asia naik karena harapan pemangkasan suku bunga The Fed, meski risiko politik di Indonesia dan Thailand membatasi sentimen.
• IHSG menguat 1,3% dan rupiah nail tipis setelah BI mengintervensi rupiah, sedangkanbaht dan peso tertekan akibat krisis politik dan lemahnya data manufaktur.
• Indeks DXY rebound 0,5% jelang data ekonomi AS, pasar menilai 89% peluang pemangkasan suku bunga bulan ini.

Ipotnews - Sebagian besar indeks saham  emerging market  Asia menguat jelang akhir sesi perdagangan hari ini, Selasa (2/9), ketika sebagian besar mata uang EM Asia justru bergerak turun. Para trader bersiap menghadapi kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS bulan ini, namun ketidakpastian politik di dua ekonomi terbesar Asia Tenggara membatasi sentimen pada aset berisiko.
Laman Reuters menyebutkan, jelang pukul 15:00 WIB, indeks saham Indonesia ( IHSG ) melaju 1,3%, penguatan pertama sejak ribuan demonstran bentrok dengan polisi di depan DPR akhir pekan lalu. IHSG sebelumnya sudah anjlok 1,6% hingga penutupan Senin kemarin sejak protes luas terhadap revisi UU Pemilu dimulai sepekan lalu.
Menurut Philip Wee, Senior FX Strategist di DBS Intervensi Bank Indonesia di pasar valas membantu IHSG memangkas kerugian. Rupiah sedikit menguat setelah diperdagangkan nyaris datar pada Selasa ini, terakhir naik 0,1%. "Meski begitu, investor melihat melampaui retorika, mencari kredibilitas kebijakan dan momentum reformasi untuk menopang modal jangka panjang," ujar Wee seperti dikutip Reuters.
Indeks saham Korea Selatan, KOSPI melaju 0,9% setelah data menunjukkan inflasi konsumen melambat pada Agustus. Won menguat 0,3%.
Di Thailand, ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, baht diperdagangkan relatif datar, dan terakhir melemah 0,1%. Indeks saham SET naik 0,4%. Krisis politik Thailand semakin dalam setelah Mahkamah Konstitusi memberhentikan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra pada Jumat lalu, karena pelanggaran etika. Keputusan itu mungkin membawa kelegaan dan penyelesaian, ujar Wee.
"Tahun ini, baht kurang rentan terhadap premi risiko politik, ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berkelanjutan, cadangan devisa yang mencapai rekor, dan pelemahan USD secara luas terkait ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed," katanya.
Indeks saham Singapura STI naik 0,5%, sementara indeks saham di Kuala Lumpur, KLSE , dan PSEI Manila memangkas kerugian sebelumnya, meski diperdagangkan melemah 0,2%.
Di antara mata uang EM Asia, peso Filipina memimpin pelemahan, turun 0,27% karena data manufaktur Agustus menunjukkan pelemahan berkelanjutan. Data S&P Global menunjukkan pertumbuhan manufaktur melambat ke laju terlemah dalam dua bulan terakhir pada Agustus. Aktivitas pabrik mencerminkan peningkatan tipis pada produksi dan pesanan baru karena tarif AS yang lebih tinggi mulai mempengaruhi permintaan.
Dolar Singapura, ringgit Malaysia, dan rupee India diperdagangkan relatif datar.
Indeks dolar DXY menghentikan penurunan lima sesi dengan naik 0,5%, saat investor bersiap menghadapi periode krusial tiga minggu yang penuh dengan data ketenagakerjaan, inflasi, dan keputusan suku bunga The Fed. Pasar memperkirakan peluang 89% pemangkasan suku bunga 25 bps akhir bulan ini.
Di Malaysia, bank sentral diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di level 2,75% pada Kamis lusa, menurut jajak pendapat Reuters. Secara lokal, investor menantikan data inflasi penting dari Malaysia, Taiwan, Vietnam, Thailand, dan Filipina akhir pekan ini. (Reuters)
 Asia stock indexes and currencies at 0722 GMT 


Sumber : admin