Harga Emas Cetak Rekor, Pilih ANTM, BRMS, atau Saham Emas Lain?

IDXChannel - Verdhana Sekuritas menyoroti kinerja emas yang kembali mencuri perhatian di pasar global, menembus level USD3.500 per ons atau naik lebih dari 30 persen tahun ini, menjadikannya salah satu komoditas teratas 2025.

Harga perak juga melampaui USD40, dengan kedua logam berlipat ganda dalam tiga tahun terakhir.

Baca Juga:

PANI Umumkan Rights Issue, Harga Sahamnya Malah Loyo

Momentum ini didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed), sinyal pelonggaran dari Powell, pasar tenaga kerja yang melunak, serta ketidakpastian global, menegaskan peran emas sebagai aset safe haven dan diversifikasi portofolio.

Verdhana merekomendasikan sejumlah saham emas unggulan yang patut diperhatikan.

Baca Juga:

IHSG Berpotensi Melemah Rentang 7.750-7.833, Cek Empat Saham Ini

Sebut saja, BRMS memiliki cadangan 12,4Moz (juta ons troy) emas dan 1,9Mt (juta ton) tembaga. Sahamnya naik 25 persen sejak inisiasi, dengan target produksi 170.000 ons troy pada 2028. Valuasi EV/resource mencapai USD320 per ons troy, didukung biaya menurun dan potensi eksplorasi tinggi. BRMS juga berpotensi mendapat aliran dana pasif (passive inflow) USD79 juta dari inklusi ke VanEck Vectors Gold Miners ETF (MVGDX).

Verdhana merekomendasikan buy BRMS dengan target harga Rp600 per unit.

Baca Juga:

IHSG Dibuka Hijau, Pagi Ini Sempat Menanjak ke 7.905

ANTM membukukan laba kuartal rekor sebesar Rp2,6 triliun, melonjak 95 persen secara tahunan (yoy) dan 20 persen secara kuartalan (qoq). Kinerja ini ditopang oleh penjualan nikel dan emas, dengan pertumbuhan volume nikel dipercepat oleh joint venture (JV) EV mendatang. Saham ANTM diperdagangkan dengan price-to earnings ratio (PE) 8x dan yield untuk proyeksi 2025 sebesar 12 persen, dengan target harga Rp4.500 per unit.