Bursa Siang: Yield Obligasi Melambung, Saham Asia Melemah, IHSG Mantap

avatar
· 阅读量 19
  • IHSG tetap positif - IHSG naik 64 poin (+0,83%) ke level 7.866, ditopang sektor energi (+2,13%), sementara sektor properti menjadi satu-satunya yang melemah (-0,73%).
  • Yield obligasi global melonjak - Lonjakan imbal hasil obligasi Jepang dan AS menekan sentimen pasar Asia, memicu pelemahan mayoritas indeks saham regional.
  • Minyak turun tipis - Harga Brent turun ke $68,95 dan WTI ke $65,43 per barel setelah sanksi baru AS atas jaringan pelayaran, dengan pasar menanti keputusan OPEC +.

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) mantap di zona hijau pada perdagangan sesi I hari Rabu (3/9). IHSG merangkak naik 64 poin (+0,83%) ke posisi 7.866.
Aktivitas trading mencatat volume sebanyak 216,59 juta lot saham. Volume tersebut menghasilkan nilai transaksi Rp10,74 triliun.
Sektor energi paling leading, menguat 2,13%. Sementara satu-satunya indeks sektoral yang melemah adalah properti, turun 0,73%.
Saham top gainers:
GRIA
,
MEDS
,
WEGE
,
CBRE
,
SSTM
,
ADCP
,
BELL
. Saham teraktif:
ANTM
,
BBCA
,
BRMS
,
ADCP
,
BELL
,
KBLV
,
WEGE
.
Bursa Asia
Mayoritas indeks saham di Asia tergelincir turun pada perdagangan hari Rabu (3/9) seiring lonjakan yield surat utang pemerintah di pasar global.
Imbal hasil Obligasi Pemerintah Jepang (JGB) naik, dengan imbal hasil JGB 10 tahun naik lebih dari 2 basis poin menjadi 1,625%. Sementara itu, imbal hasil JGB 30 tahun hanya naik 4,3 basis poin menjadi 3,254% setelah melampaui level tertinggi sebelumnya. Imbal hasil JGB 20 tahun naik hampir 4 basis poin menjadi 2,67%.
Perhatian tertuju pada data sektor jasa di Eropa untuk indikasi bagaimana negara-negara menghadapi rezim tarif Presiden AS Donald Trump yang tidak dapat diprediksi. Juga data ketenagakerjaan utama AS pada hari Jumat untuk sinyal penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
"Kenaikan imbal hasil obligasi ini agak membebani sektor teknologi di AS," ujar Skye Masters, kepala riset pasar di National Australia Bank, dalam sebuah podcast seperti dikutip Reuters. "Ini semua tentang kekhawatiran mengenai posisi defisit anggaran pemerintah dan implikasinya terhadap penerbitan obligasi."
Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga. Imbal hasil, terutama obligasi 30 tahun super panjang, telah melonjak di seluruh dunia, seiring kekhawatiran investor terhadap skala utang di berbagai negara, mulai dari Jepang hingga Amerika Serikat.
Imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun naik 0,4 basis poin menjadi 4,281%. Imbal hasil obligasi Treasury 30 tahun naik 0,7 basis poin menjadi 4,978%, mendekati level tertinggi sejak pertengahan Juli.
Dolar melanjutkan penguatannya. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, stagnan di 98,431 setelah melonjak 0,7% pada hari Selasa.
Indeks Saham Asia
Nikkei 225 (Jepang) -0,97%
Topix (Jepang) -1,15%
Shanghai Composite (China) -0,96%
Shenzhen Component (China) -0,63%
CSI300 (China) -0,87%
Hang Seng (Hong Kong) -0,40%
Kospi (Korsel) +0,19%
Taiex (Taiwan) +0,30%
ASX200 (Australia) -1,66%
Asia Currencies
Yen drop 0,14% menjadi 148,57 per USD
SGD melorot 0,07% menjadi 1,2892 per USD
AUD naik +0,02% menjadi 0,6521 per USD
Rupiah merosot 0,12% menjadi 16.434 per USD
Rupee naik 0,15% ke 88,0225 per USD
Yuan drop 0,11% ke 7,1464 per USD
Ringgit merosot 0,00% ke 4,2312 per USD
Baht melemah 0,18% ke 32,415 per USD
Oil
Harga minyak turun di pasar Asia pada hari Rabu (3/9) seiring sanksi baru AS terhadap jaringan perusahaan pelayaran dan kapal. Sementara para pedagang menantikan pertemuan OPEC + pada akhir pekan.
Minyak mentah Brent turun 19 sen menjadi $68,95 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 16 sen menjadi $65,43 per barel.
(reuters/cnbc/bloomberg/idx/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest