- Harga minyak anjlok lebih dari 2%, Brent ditutup di USD67,60 per barel dan WTI USD63,97 jelang rapat OPEC + akhir pekan ini.
- OPEC + diperkirakan mempertimbangkan peningkatan target produksi Oktober, berpotensi membuka surplus pasokan mulai 2025.
- Data ekonomi AS yang melemah dan masalah teknis di kilang Dangote Nigeria turut menekan sentimen pasar minyak.
Ipotnews - Harga minyak dunia merosot lebih dari 2%, Rabu, menjelang pertemuan akhir pekan Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya ( OPEC +) yang diperkirakan membahas rencana peningkatan target produksi mulai Oktober.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melorot USD1,54 atau 2,23% menjadi USD67,60 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (3/9) atau Kamis (4/9) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut US1,62 atau 2,47% menjadi USD63,97 per barel.
Menurut dua sumber Reuters, delapan anggota OPEC + akan mempertimbangkan tambahan kenaikan produksi pada pertemuan Minggu. Langkah ini disebut sebagai upaya kelompok yang menguasai sekitar separuh pasokan minyak dunia untuk merebut kembali pangsa pasar.
"Prospek kenaikan produksi semakin besar menjelang pertemuan. Awalnya pasar memperkirakan OPEC + tidak akan mengubah kebijakan," kata Phil Flynn, Senior Analyst Price Futures Group.
Jika terealisasi, tambahan produksi itu berarti OPEC + mulai menghapus lapisan kedua pemangkasan output sebesar 1,65 juta barel per hari (bph), atau sekitar 1,6% dari permintaan global, lebih dari satu tahun lebih cepat dari jadwal semula.
Sebelumnya, OPEC + sudah menyepakati kenaikan target produksi 2,2 juta bph dari April hingga September, ditambah tambahan kuota 300.000 bph untuk Uni Emirat Arab.
Analis SEB Bank, Ole Hvalbye, memperingatkan bahwa kenaikan output sesuai kuota baru berpotensi menciptakan surplus besar di pasar mulai September 2025 hingga 2026, dengan risiko penumpukan stok jika tidak diimbangi pembatasan kembali.
Namun, realisasi peningkatan produksi OPEC + kerap tidak sesuai target, lantaran ada anggota yang masih menutupi kelebihan output sebelumnya dan sebagian lain terbatas kapasitasnya.
Dari sisi data, pasar menanti laporan terbaru stok minyak AS dari American Petroleum Institute (API). Konsensus memperkirakan persediaan minyak mentah, bensin, dan distilat akan turun.
Harga minyak juga tertekan data ekonomi Amerika yang lemah. Departemen Tenaga Kerja melaporkan lowongan kerja sepanjang Juli turun menjadi 7,181 juta, lebih rendah dari perkiraan 7,378 juta. Data ini menambah sinyal pelemahan setelah sektor manufaktur AS terkontraksi selama enam bulan berturut-turut.
Sementara itu, masalah teknis juga melanda kilang Dangote di Nigeria berkapasitas 650.000 bph. Bagian dari fasilitas tersebut harus ditutup akibat kebocoran katalis dan diperkirakan membutuhkan perbaikan setidaknya dua pekan. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()