- Harga minyak sawit Malaysia untuk kontrak November naik 0,86% menjadi 4.480 ringgit/ton, didorong ekspektasi kuat terhadap permintaan ekspor pada September.
- Pelaku pasar menunggu data suplai dan permintaan dari Malaysian Palm Oil Board, terutama produksi yang diperkirakan terus naik dan menjadi penentu arah harga berikutnya.
- Pelemahan harga minyak mentah menekan daya tarik CPO untuk biodiesel, sementara depresiasi ringgit membuat CPO lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Ipotnews - Minyak kelapa sawit (CPO) berjangka Malaysia menguat, Kamis, didorong oleh ekspektasi permintaan ekspor yang tetap solid dari pasar utama serta antisipasi investor terhadap rilis data permintaan dan pasokan dari Malaysian Palm Oil Board ( MPOB ) yang dijadwalkan pekan depan.
Harga minyak sawit untuk kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 38 ringgit atau 0,86% menjadi 4.480 ringgit per metrik ton (USD1.065,40) pada jeda tengah hari, demikian laporan Reuters, di Kuala Lumpur, Kamis (4/9).
Penguatan ini menandai pembalikan arah setelah penurunan 0,76% pada sesi sebelumnya. Bursa Malaysia akan ditutup pada sesi Jumat untuk memperingati hari libur nasional.
Analis dan pelaku pasar melihat permintaan ekspor minyak sawit pada September berpotensi tetap tinggi, yang menjadi pendorong utama sentimen positif di pasar.
Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, mengatakan pelaku pasar kini menantikan data dari MPOB , dengan menekankan bahwa angka produksi akan menjadi faktor penentu arah pasar selanjutnya.
Survei Reuters , Rabu, memperkirakan stok minyak sawit Malaysia akan meningkat untuk bulan keenam berturut-turut pada Agustus. Kenaikan ini disebabkan laju produksi yang masih lebih tinggi dibandingkan ekspor, meski ada tanda-tanda pemulihan permintaan global.
Minyak sawit juga mendapatkan dukungan dari pergerakan harga minyak nabati global. Kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di Dalian naik 0,14%, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 0,3%. Di Chicago Board of Trade, harga minyak kedelai terpantau naik 0,06%.
Minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak pesaingnya karena berkompetisi dalam memperebutkan pangsa pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Namun, tekanan datang dari sisi energi. Harga minyak mentah global kembali melemah setelah mencatat penurunan lebih dari 2% pada sesi sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi menjelang pertemuan OPEC + akhir pekan ini, di mana produsen energi diprediksi mempertimbangkan kenaikan target output.
Melemahnya harga minyak mentah dapat mengurangi daya tarik CPO sebagai bahan baku biodiesel.
Dari sisi nilai tukar, ringgit Malaysia terdepresiasi 0,14% terhadap dolar AS, menjadikan harga CPO lebih kompetitif bagi pembeli internasional yang menggunakan mata uang lain.
Analis teknikal Reuters, Wang Tao, memperkirakan harga minyak sawit berpeluang menguji level support di kisaran 4.367 hingga 4.381 ringgit per ton, dengan potensi penurunan lebih lanjut ke posisi 4.343 ringgit jika tekanan berlanjut. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()