- Brent melemah 1% ke USD66,95 dan WTI turun 0,8% ke USD63,48, dipicu lonjakan stok minyak mentah AS dan ekspektasi kenaikan produksi OPEC +.
- Persediaan minyak AS naik 2,4 juta barel, jauh di atas perkiraan penurunan, sementara OPEC + akan membahas peningkatan output mulai Oktober.
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed kian menguat, Jerman memangkas proyeksi pertumbuhan, Rusia menambah pasokan ke China, dan ekspor minyak Venezuela naik ke level tertinggi sembilan bulan.
Ipotnews - Harga minyak melemah sekitar 1% ke posisi terendah dalam dua pekan, Kamis, dipicu lonjakan tak terduga persediaan minyak mentah Amerika serta ekspektasi OPEC + akan menaikkan target output pada pertemuan akhir pekan ini.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 65 sen atau 1,0%, menjadi USD66,95 per barel, setelmen terendah sejak 20 Agustus, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis (4/9) atau Jumat (5/9) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 49 sen atau 0,8% menjadi USD63,48 per barel.
Badan Informasi Energi (EIA) Amerika melaporkan persediaan minyak mentah melonjak 2,4 juta barel pada pekan yang berakhir 29 Agustus, berlawanan dengan perkiraan penurunan 2 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.
Kenaikan ini juga lebih tinggi dibandingkan data American Petroleum Institute (API) yang sehari sebelumnya melaporkan kenaikan 0,6 juta barel. "Laporan ini cukup bearish dengan adanya kenaikan stok minyak," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital.
EIA dan API merilis data sehari lebih lambat dari biasanya karena libur Hari Buruh di Amerika.
Sementara itu, delapan anggota OPEC dan sekutu seperti Rusia akan membahas kemungkinan kenaikan produksi mulai Oktober dalam pertemuan Minggu.
Menurut analis, langkah ini akan menjadi sinyal kuat bahwa pemulihan pangsa pasar lebih diprioritaskan daripada menopang harga, ungkap Tamas Varga, analis PVM Oil Associates.
OPEC + sebelumnya menyepakati peningkatan output sekitar 2,2 juta barel per hari sejak April hingga September, di luar tambahan kuota 300.000 bph untuk Uni Emirat Arab.
Dari sisi makroekonomi, data terbaru menunjukkan aplikasi baru tunjangan pengangguran di AS meningkat lebih dari perkiraan pekan lalu, sementara perekrutan sektor swasta melambat pada Agustus.
Hal ini semakin menguatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan September. FedWatch Tool CME Group menunjukkan pasar menilai pemangkasan suku bunga 25 basis poin hampir pasti, dari target suku bunga acuan saat ini di kisaran 4,25%-4,5%.
Di Jerman, lembaga riset ekonomi menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk 2025 dan 2026 akibat tarif impor AS serta tertundanya dampak belanja publik. Kondisi ini menambah tantangan bagi ekonomi terbesar Eropa itu, yang sangat bergantung pada ekspor.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mendesak pemimpin Eropa untuk menghentikan pembelian minyak Rusia yang dianggapnya mendanai perang Moskow di Ukraina. Rusia sendiri tetap memperluas pasar dengan meneken kesepakatan tambahan pasokan 2,5 juta ton per tahun ke China melalui Kazakhstan, menurut Menteri Energi Sergei Tsivilev.
Di Venezuela, yang masih berada di bawah sanksi Amerika, ekspor minyak melonjak ke level tertinggi sembilan bulan yakni 900.000 barel per hari pada Agustus, setelah Chevron memperoleh lisensi yang memungkinkan kembalinya minyak mentah negara tersebut ke pasar AS. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()