- Harga minyak jatuh tajam - Brent turun 2,22% ke USD 65,50/barel dan WTI merosot 2,54% ke USD 61,87, dipicu laporan ketenagakerjaan AS yang lemah serta ekspektasi peningkatan pasokan OPEC +.
- Faktor tekanan harga - Data AS menunjukkan hanya ada tambahan 22.000 pekerjaan pada Agustus (vs perkiraan 75.000), memperburuk sentimen pasar energi; sementara stok minyak AS naik 2,4 juta barel.
- Risiko pasokan global - OPEC + diperkirakan akan menambah produksi untuk merebut pangsa pasar, namun potensi sanksi Barat terhadap Rusia tetap menjadi faktor yang bisa menahan penurunan harga minyak.
Ipotnews - Harga minyak turun pada Jumat (5/9) akhir pekan ini setelah data ketenagakerjaan AS yang lemah meredupkan prospek permintaan energi. Sementara pasokan berpotensi bertambah seiring rencana OPEC dan sekutunya yang akan bertemu akhir pekan ini.
Kontrak berjangka Brent ditutup pada USD 65,50 per barel, turun USD 1,49 atau 2,22%. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) berakhir di USD 61,87, turun USD 1,61 atau 2,54%.
Pada Rabu, Reuters melaporkan bahwa delapan produsen OPEC + akan mempertimbangkan untuk kembali meningkatkan produksi pada pertemuan Minggu. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik 2,4 juta barel pekan lalu, berlawanan dengan perkiraan analis yang memperkirakan penurunan.
"Ini semacam badai sempurna," kata Phil Flynn, analis senior Price Futures Group. "Penurunan harga dimulai dari isu OPEC . Laporan ketenagakerjaan AS makin memperburuk keadaan. Itu menandakan pasar sedang melemah."
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan nonfarm payrolls hanya bertambah 22.000 pekerjaan bulan lalu setelah direvisi naik menjadi 79.000 pada Juli. Sebelumnya, laporan Juli menyebut pertambahan 73.000 pekerjaan. Para ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan ada kenaikan 75.000 pekerjaan pada Agustus, dengan perkiraan berkisar antara nol hingga 144.000.
Laporan ketenagakerjaan yang lemah ini akan memberi tekanan pada Federal Reserve untuk memangkas suku bunga, ujar Flynn. "Data ini buruk bagi pasar," tambah John Kilduff, mitra di Again Capital.
Ekspektasi meningkat bahwa OPEC +, yang mencakup negara-negara anggota OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, akan memutuskan menambah pasokan minyak ke pasar pada pertemuan Minggu untuk merebut kembali pangsa pasar.
"Mereka selalu memperburuk kondisi yang ada di pasar," kata Kilduff tentang OPEC +, yang memompa sekitar setengah produksi minyak dunia. Kelompok ini berencana mulai mengurangi lapisan kedua pemangkasan produksi sekitar 1,65 juta barel per hari, atau 1,6% dari permintaan global, lebih dari setahun lebih cepat dari jadwal.
"Jika delapan negara OPEC + sepakat untuk menambah produksi lagi, kami percaya hal itu akan memberi tekanan signifikan pada harga minyak. Bagaimanapun, risiko surplus pasokan sudah cukup besar," tulis analis Commerzbank dalam catatan riset.
Meski begitu, risiko pasokan tetap mendukung harga minyak. Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada para pemimpin Eropa pada Kamis bahwa Eropa harus berhenti membeli minyak Rusia, menurut pejabat Gedung Putih. Setiap pengurangan ekspor minyak Rusia atau gangguan pasokan lainnya dapat mendorong harga minyak global naik.
"Masih ada risiko bahwa kekuatan Barat dapat memperketat sanksi terhadap Rusia dalam upaya memaksa Presiden Putin ke meja perundingan," tulis analis JP Morgan pada Jumat.
Kilduff menambahkan, kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi pada parade di Beijing bersama Presiden China Xi Jinping menunjukkan sikap menentang tuntutan Trump, sekaligus menegaskan pasokan minyak Rusia akan tetap beredar di pasar global.
(reuters/mk/AI)
Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()