- IHSG ditutup menguat 0,58% atau 46 poin ke level 7.913 pada akhir sesi I, Senin (8/9).
- Sebanyak 386 emiten menguat, 305 melemah, dan 265 stagnan, menunjukkan sentimen positif di pasar saham meski ada sektor yang terkoreksi.
- Delapan sektor menguat dipimpin bahan baku (+2,34%) dan industri (+2,24%), sementara tiga sektor melemah dipimpin konsumer primer (-1,04%).
Ipotnews - IHSG pada akhir perdagangan sesi I, Senin (8/9) ditutup menguat sebesar 0,58 persen atau 46 poin ke level 7.913.
Dikutip dari data perdagangan IDX, indeks sempat menyentuh level tertinggi sementara pada level 7.935 dan terendah 7.902 yang tetap berada di zona hijau. Sebanyak 386 emiten menguat, 305 emiten melemah dan 265 emiten stabil.
Delapan sektor menguat dan tiga sektor lainnya melemah. Sektor yang terkoreksi yaitu teknologi melemah sebesar -0,37 persen ke level 10.254, infrastruktur -0,12 persen menjadi 1.835 dan konsumer primer -1,04 persen menjadi 826.
Untuk sektor yang menguat yaitu industri yang naik 2,24 persen menjadi 1.362, energi 0,36 persen menjadi 3.164, keuangan 0,06 persen menjadi 1.456, kesehatan 0,39 persen menjadi 1.758,.
Lalu bahan baku 2,34 persen menjadi 1.726, sektor properti 0,92 persen menjadi 878, transportasi 0,71 persen menjadi 1.621, konsumer non primer 0,10 persen menjadi 717.
Menanggapi kinerja IHSG hingga jeda sesi I hari ini, M. Nafan Aji Gusta Utama Senior Market Analyst PT Mirae Aset Sekuritas mengatakan bahwa penguatan IHSG terutama ditopang oleh sektor bahan baku dan industri.
Penguatan IHSG ini juga dipengaruhi sejumlah faktor eksternal dan domestik. Dari eksternal, pasar berekspektasi adanya pemangkasan suku bunga The Fed yang memberikan angin segar bagi sentimen di pasar dalam negeri. Selain itu juga dipengaruhi oleh ketegangan di kawasan Asia Pasifik yang mulai mereda.
"Walaupun ada pengunduran diri Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, hal ini justru membuat rata-rata bursa di Asia, terutama di Jepang, mengalami penguatan. Jika penggantinya lebih baik, maka perekonomian Jepang akan semakin positif," ujar Nafan saat dihubungi Ipotnews, Senin (8/9).
Dari sisi domestik, meski cadangan devisa (cadev) mengalami penurunan, namun posisinya masih memadai untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. "Ini merupakan respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Penguatan IHSG juga sejalan dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta penguatan harga obligasi pemerintah tenor 10 tahun," ungkap Nafan.
(Marjudin/ AI)
Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()