Harga CPO Merosot untuk Sesi Kedua, Terseret Kejatuhan Minyak Nabati Global

• Harga minyak sawit Malaysia kontrak November turun 1,36% ke 4.418 ringgit per ton, tertekan penurunan harga minyak nabati di pasar Chicago dan Dalian.
• Stok minyak sawit Malaysia naik 4,18% menjadi 2,2 juta metrik ton pada akhir Agustus, menurut data MPOB .
• Harga minyak sawit mengikuti tren penurunan minyak nabati pesaing, dengan potensi menguji level terendah 29 Agustus di 4.377 ringgit per ton.

Ipotnews - Minyak kelapa sawit (CPO) berjangka Malaysia melemah untuk sesi kedua, Rabu, tertekan penurunan harga minyak nabati rival di Chicago dan Dalian.
Harga minyak sawit untuk kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot 61 ringgit, atau 1,36%, menjadi 4.418 ringgit (USD1.049,16) per metrik ton pada jeda tengah hari, demikian laporan  Reuters,  di Jakarta, Rabu (10/9).
Menurut trader yang berbasis di Kuala Lumpur pelemahan harga minyak nabati pesaing selama jam perdagangan Asia menyebabkan harga awal kontrak CPO di Bursa Malaysia dibuka lebih rendah.
Stok minyak sawit Malaysia pada akhir Agustus melonjak 4,18% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2,2 juta metrik ton, menurut data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia ( MPOB ) yang dirilis Rabu, sesuai dengan survei  Reuters. 
Kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di Dalian melorot 1,21%, sementara kontrak minyak sawitnya menyusut 1,48%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ( CBOT ) turun 0,1%.
Harga CPO mengikuti pergerakan minyak pesaing karena berkompetisi untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
"Harga minyak sawit kemungkinan akan kembali menguji level terendah pada 29 Agustus di 4.377 ringgit per metrik ton, karena tren penurunan dari level 4.614 ringgit kemungkinan berlanjut," kata analis teknikal Reuters, Wang Tao. (Reuters/AI)

Sumber : Admin