Pasardana.id – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bekerja sama dengan negara mitra untuk memberikan pendampingan teknis kepada startup (perusahaan rintisan) yang bergerak di bidang inisiatif hijau, termasuk dalam pengembangan energi terbarukan.
Direktur Kerja Sama Multilateral dan Keuangan Berkelanjutan Kemenkeu, Boby Wahyu Hernawan mengatakan, pendampingan ini diberikan agar startup-startup tersebut bisa mendapatkan pendanaan dari donor maupun investor.
"Dimulai dengan grooming startup dari Sabang sampai Merauke. Level yang lebih tinggi, kita berikan pendampingan teknis. Mereka juga punya angel investor dan ini menjadi coordinated effort," ujar Boby di Jakarta, Rabu (10/9).
Nantinya, setelah mendapatkan bantuan teknis ini, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) akan membantu mencarikan pendanaan bagi perusahaan-perusahaan rintisan ini, termasuk dari APBN.
"APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) itu sifatnya katalitik, dana publik ini bisa me-leverage pengembangan renewable energy dan inisiatif-inisiatif hijau," ucap Boby.
Sementara itu, diungkap CEO Landscape Indonesia, Agus P. Sari, bahwa pembiayaan untuk proyek-proyek hijau seharusnya lebih mudah didapatkan.
Namun, kenyataan di lapangan masih tidak semudah itu.
"Yang punya proyek hijau kesulitan mencari dana, yang punya dana kesulitan mendapatkan proyek yang bagus," kata Agus.
Dijelaskan Agus, pendanaan untuk proyek hijau dengan nilai di bawah Rp 1,5 miliar maupun proyek yang nilainya di atas US$ 1 juta (Rp 16,4 miliar) biasanya tidak sulit mendapatkan pendanaan.
Namun, proyek dengan nilai yang berada di antara kisaran itu yang agak kesulitan meraih pendanaan.
"Ya masalahnya adalah struktur pendanaan. Padahal ada banyak pilihan, misalnya dengan penjaminan (guarantee) dan lain-lain," tukasnya.
加载失败()