JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada Jumat (12/9/2025). Penguatan ini ditopang sentimen internal.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.11 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini menguat sebesar 57 poin (0,35%) ke level Rp 16.404 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,11% ke level 97,64.
Sedangkan pada perdagangan Kamis (11/9/2025), mata uang rupiah sempat menguat 8 poin di level Rp 16.461.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh sentimen internal. Setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan bahwa Pemerintah menarik dana simpanan dari Bank Indonesia senilai Rp 200 triliun untuk dialihkan ke sektor perbankan.
Menurut Ibrahim, langkah ini dilakukan guna mengatasi kekeringan likuiditas yang belakangan menjadi perhatian pelaku industri, sekaligus mempercepat penyaluran kredit ke sektor riil agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
"Sedangkan untuk perdagangan hari ini, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.430 - 16.470," ungkap Ibrahim.
Sentimen Eksternal
Sedangkan dari sisi eksternal, Ibrahim menambahkan, penguatan Rupiah terjadi seiring menguatnyakeyakinan pasar bahwaThe Fedakan melonggarkkan kebijakan, setelahdata harga produsen yang lebih lemah dari perkiraan dan revisi besar pada angka ketenagakerjaan.
"Para pedagang kini melihat pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti terjadi saat The Fed bertemu minggu depan, dengan beberapa taruhan pada langkah yang lebih besar," jelas Ibrahim.
Perhatian kini tertuju pada angka inflasi harga konsumen AS yang akan dirilis pada Kamis malam waktu setempat. Angka terbaru inflasi ASdiperkirakan menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,3% pada Agustus 2025 dan pembacaan tahunan sebesar 2,9%.
Sentimen lainnya yang menjadi perhatian adalah independensi Federal Reserve yang tengah berada di bawah tekanan, setelah seorang hakim federal untuk sementara waktu memblokir Presiden Donald Trump dari pemecatan Gubernur The Fed Lisa Cook.Situasi tersebut menimbulkan kekhawatiran di antarainvestor tentang potensi campur tangan politik dalam kebijakan moneter.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()