- Harga minyak dunia naik tipis (Brent +0,93% ke US$66,99; WTI +0,51% ke US$62,69) setelah serangan drone Ukraina menghentikan operasi pengapalan minyak di pelabuhan terbesar Rusia, Primorsk.
- Kenaikan tertahan oleh kekhawatiran permintaan AS, setelah revisi data menunjukkan 911.000 pekerjaan lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya dan inflasi Agustus naik 0,4%, sehingga tren harga minyak tetap cenderung bearish.
- Pasar energi diwarnai dinamika geopolitik dan kebijakan, termasuk potensi tarif AS untuk menekan ekspor minyak Rusia ke India dan China, serta larangan Adani Group atas kapal tanker terkena sanksi, yang bisa memperketat pasokan minyak Rusia.
Ipotnews - Harga minyak naik pada perdagangan hari Jumat (12/9) akhir pekan ini setelah serangan drone Ukraina menghentikan kegiatan pengapalan di pelabuhan terbesar Rusia di wilayah barat, namun kenaikan tersebut dibatasi oleh kekhawatiran terkait permintaan di Amerika Serikat.
Kontrak berjangka Brent ditutup pada US$66,99 per barel, naik 62 sen atau 0,93%. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) berakhir di US$62,69, naik 32 sen atau 0,51%.
Pada awal perdagangan, harga minyak merespons serangan drone terhadap pelabuhan Primorsk di barat laut Rusia, yang menyebabkan penghentian operasi pengapalan minyak semalam, menurut pejabat dari dinas keamanan Ukraina (SBU).
"Serangan terhadap infrastruktur energi Rusia berpotensi menekan ekspor minyak mentah dan produk olahan Rusia," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Namun, pada perdagangan berikutnya, kenaikan harga menyusut karena pelaku pasar kembali fokus pada revisi laporan ketenagakerjaan AS yang dirilis awal pekan serta data inflasi yang lebih tinggi.
"Data ekonomi saat ini tidak mendukung reli harga minyak," kata John Kilduff, mitra di Again Capital. "Tekanan keseluruhan cenderung menurun dan tren tetap bearish."
Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa menyatakan bahwa ekonomi AS kemungkinan menciptakan 911.000 pekerjaan lebih sedikit dalam 12 bulan hingga Maret dibanding perkiraan sebelumnya.
Departemen tersebut juga melaporkan pada Kamis bahwa indeks harga konsumen naik 0,4% pada Agustus, kenaikan terbesar sejak Januari, setelah meningkat 0,2% pada Juli.
Pasar juga mencermati kemungkinan sanksi atau tarif dari pemerintahan Trump yang ditujukan untuk mengurangi penggunaan minyak Rusia oleh India dan China.
"Jika tarif tersebut benar-benar menghambat ekspor ke India dan China, maka kita akan melihat berkurangnya pasokan minyak Rusia di pasar," kata Kilduff.
Sehari sebelumnya, harga Brent dan WTI turun masing-masing 1,7% dan 2%.
Badan Energi Internasional (IEA) pada Kamis menyatakan bahwa pasokan minyak global diperkirakan naik lebih cepat dari perkiraan tahun ini akibat peningkatan produksi yang direncanakan oleh kelompok OPEC + yang terdiri dari negara-negara anggota OPEC dan sekutu seperti Rusia.
Namun, laporan OPEC yang dirilis kemudian pada hari yang sama tidak mengubah proyeksinya mengenai pertumbuhan permintaan minyak yang relatif tinggi untuk tahun ini dan tahun depan, dengan alasan tren pertumbuhan ekonomi global masih cukup solid.
Dari sisi pasokan, operator pelabuhan swasta terbesar di India, Adani Group, melarang kapal tanker yang dikenai sanksi Barat masuk ke seluruh pelabuhannya, menurut tiga sumber dan dokumen yang diperoleh Reuters. Kebijakan ini berpotensi membatasi pasokan minyak Rusia.
India merupakan pembeli terbesar minyak Rusia yang dikirim melalui laut, sebagian besar menggunakan kapal tanker yang berada di bawah sanksi Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris.
(reuters/AI/mk)
Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()