Baja Impor Ancam Produk Lokal, Pemerintah Mesti Turun Tangan

avatar
· 阅读量 3
Baja Impor Ancam Produk Lokal, Pemerintah Mesti Turun Tangan
Ilustrasi.Foto: Agung Pambudhy
Jakarta

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional hingga 6-8%. Guna mencapai target tersebut, industri tanah air, seperti industri baja nasional sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung pembangunan dan peningkatan ekonomi nasional.

Dengan permintaan baja yang terus meningkat seiring pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri, dan pertumbuhan sektor manufaktur, pasar domestik diperkirakan akan tumbuh pesat. Namun sayangnya, potensi ini masih memiliki sejumlah tantangan.

Harry Warganegara, Direktur Eksekutif IISIA menjelaskan, industri baja merupakan pilar pembangunan nasional yang menghasilkan produk vital bagi berbagai sektor, mulai dari HRC, CRC, HRP, BjLS, BjLAS, Baja Profil, hingga Baja Konstruksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mulai dari penyerapan tenaga kerja langsung dan tidak langsung, kontribusi pada sektor hilir seperti konstruksi dan manufaktur, hingga pajak dan devisa Negara. Sebab itu kami sangat berharap agar impor baja yang mengganggu industri baja nasional agar segera dihentikan," terang Harry dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9/2025).

Baja Impor Ancam Produk Lokal, Pemerintah Mesti Turun TanganAsosiasi Baja minta pemerintah turun tangan benahi industri/Foto: Dok. ISSC
Baca juga: Banjir Impor Baja di RI Terus Makan Korban, Ada Pabrikan Besar Tutup!

ADVERTISEMENT

Ketua Umum IZASI (Indonesia Zinc-Aluminium Steel Industrie) Stephanus Koeswandi menilai impor baja beberapa tahun terakhir ini semakin mengkhawatirkan.

Neraca perdagangan baja masih mengalami ketimpangan signifikan. Volume impor baja, yang didominasi produk hot-rolled, cold-rolled, dan coated products, mampu menembus hingga 8,72 juta ton, jauh melampaui volume ekspor Indonesia yang hanya sebesar 5,96 juta ton.

Derasnya arus impor menjadi ancaman serius bagi industri baja nasional, yang secara langsung tercermin dari capaian utilisasi kapasitas produksi domestik anjlok hingga kurang dari 40% dari total kapasitas terpasang, angka terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Situasi yang sama juga terjadi di industri hilir dengan adanya lonjakan impor baja konstruksi yang sudah terfabrikasi atau Prefabricated Engineered Building (PEB) yang tercatat menembus 712 ribu ton di tahun 2024.

"Kondisi ini tidak hanya mengganggu stabilitas rantai pasok nasional, tetapi juga melemahkan daya saing industri baja dalam negeri yang merupakan tulang punggung di beberapa sektor strategis seperti konstruksi, otomotif, dan manufaktur," terang Stephanus.

Guna mengatasi hal ini, Stephanus mengaku dirinya kini tengah belajar dari negara lain bagaimana mereka melindungi industri baja di negaranya. Seperti di Kanada yang saat ini menetapkan kuota terbuka.

"Jadi kuota yang tidak berdasarkan kebijaksanaan tapi kuota yang transparan. Jadi pejabat-pejabat ini, pemangku kepentingan di Negara tersebut bisa melihat langsung perlu atau tidaknya impor dilakukan," jelasnya lagi.

(ily/hns)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest