- Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah pada pembukaan, sementara indeks Kospi Korea Selatan mencetak rekor baru, menandai reli 10 sesi berturut-turut.
- China diperkirakan akan merilis data penjualan ritel, investasi aset tetap, dan tingkat pengangguran perkotaan pada hari ini.
- IHSG diprediksi variatif berpotensi melanjutkan kenaikan, tapi masih rawan terkoreksi
Ipotnews - Membuka sesi perdagangan pekan ketiga September 2025, Senin (15/9), bursa saham Asia dibuka mixed, berusaha keluar dari tren pelemahan indeks saham acuan pada sesi penutupan bursa saham utama Eropa dan Wall Street akhir pekan lalu .
Investor akan mencermati perundingan AS dan China di Spanyol serta menantikan rilis serangkaian data dari Beijing.
AS dan China memulai pertemuan di Madrid pada Minggu untuk membahas isu-isu penting terkait keamanan nasional, ekonomi, dan perdagangan, termasuk tenggat divestasi aplikasi TikTok, serta tarif AS.
Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer, yang bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dan negosiator perdagangan utama China, Li Chenggang.
China akan merilis data penjualan ritel, investasi aset tetap, dan tingkat pengangguran perkotaan pada hari ini.
Mengawali sesi perdagangan hari ini, indeks ASX 200, Australia dibuka melorot 0,75%. Indeks berlanjut turun 0,5% (044,1 poin) menjadi 8.820,8 pada pukul 8:15 WIB.
Pada ja yang indeks Kospi, Korea Selatan menguat 0,2% menjadi 3.402,31, setelah dibuka meningkat 0,67% ke rekor 3.420,23, sementara Kosdaq naik 0,4%.
Bursa saham Jepang dan Malaysia hari ini tutup karena hari libur nasional.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan akan berpeluang melanjutkan kenaikan ke kisaran 7.900, setelah mengakhiri sesi perdagangan pekan lalu dengan melonjak 1,37% ke level 7.854. Harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF ( EIDO ), di New York Stocks Exchange melajju 1,16% ke USD17,81.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini diperkirakan bergerak variatif dalam kecenderungan menanjak, didukung katalis positif aksi beli bersih oleh investor asing. Namun indeks masih rawan terkoreksi di tengah penurunan nilai transaksi.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street menutup pekan lalu dengan cenderung melemah. Investor menanti keputusan Federal Reserve yang diperkirakan memangkas suku bunga 25 bps, dalam rapat pekan ini. Survei Universitas Michigan menunjukkan sentimen konsumen AS turun untuk bulan kedua berturut-turut di September. Masyarakat melihat peningkatan risiko kondisi bisnis, pasar tenaga kerja, dan inflasi.
Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi didorong lonjakan saham teknologi seperti Microsoft (+1,8%) dan Tesla (+7,4%). Tujuh dari 11 sektor S&P 500 melemah, terutama kesehatan (-1,13%). Penurunan saham Goldman Sachs dan produsen cat Sherwin-Williams menekan indeks Dow Jones. Saham produsen vaksin virus corona berguguran. Sepanjang pekan, S&P 500 dan Nasdaq melonjak 1,6% dan 2%, Dow Jones melaju 1%.
- Nasdaq Composite naik 0,45% (98,03 poin) menjadi 22.141,10.
- S&P 500 turun tipis 0,05% (-3,18 poin) di 6.584,29.
- Dow Jones Industrial Average turun 0,59% (-273,78 poin) ke 45.834,32
Bursa saham utama Eropa akhiri pekan lalu juga cenderung melemah. Fokus pasar terarah pada risiko penurunan peringkat kredit Prancis oleh Fitch akibat beban utang tinggi dan ketidakstabilan politik. Imbal hasil obligasi Prancis naik meski indeks saham melonjak sekitar 2% sepanjang pekan. Ketegangan geopolitik meningkat setelah Polandia menembak jatuh drone Rusia.
Indeks STOXX 600 turun tipis 0,09% di 554,84, namun mencatat kenaikan mingguan pertama (1%) dalam tiga pekan. Sahan Novartis dan Zealand Pharma ,Swiss terperosok 2,8% dan 4,1%. Sektor kedirgantaraan dan pertahanan Eropa meningkat 0,7%, mencatat kinerja terbaik, mencapai rekor baru, dan melesat 6% sepanjang pekan. Sektor perbankan meloncat 4% sepanjang pekan. Supermarket daring Inggris, Ocado, rontok 20%
- CAC 40 Prancis naik tipis 0,02% (1,72 poin) di 7,852,24.
- FTSE 100 Inggris melemah 0,15% (-14,29 poin) di 9.283,29.
- DAX 40 Jerman turun tipis 0,02% (-5,5 poin) di 23.698,15.
Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York mengakhiri pekan lalu dengan sedikit menguat. Prospek dolar AS tetap negatif karena investor memperkirakan pemangkasan suu bunga The Fed 25 bps pada rapat pekan ini, setelah jeda sembilan bulan. Indeks sentimen konsumen, di September turun menjadi 55,4, terendah sejak Mei, dari 58,2 pada Agustus, lebih rendah dari estimasi 58,0.
Pasar obligasi dan mata uang global bereaksi hati-hati, imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik ke 4,06%. Euro dan poundsterlig stabil, mencerminkan fokus investor pada arah kebijakan moneter The Fed dan ECB. Data ekonomi Inggris stagnan pada Juli.Yen melemah. Pernyataan bersama AS-Jepang menegaskan nilai tukar harus ditentukan pasar namun tidak menghedaki volatilitas berlebihan. Indeks dolar (DXY) naik tipis 0,02% di 97,55, mencatat penurunan mingguan 0,1%.
Kurs spot dolar
Currency | Value | Change | % Change |
Euro (EUR-USD) | 1.1734 | 0.0000 | 0.00% |
Yen (USD-JPY) | 147.68 | 0.4700 | +0.32% |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.3556 | -0.0018 | -0.13% |
Rupiah (USD-IDR) | 16,375 | -86.500 | -0.53% |
Yuan (USD-CNY) | 7.1248 | 0.0062 | +0.09% |
Sumber : Bloomberg.com, 12/9/2025 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea menutup pekan lalu dengan kenaikan tipis. Kenaikan harga dipicu, serangan drone Ukraina menghentikan operasi pengapalan minyak di pelabuhan terbesar Rusia, Primorsk. Namun kenaikan tertahan oleh kekhawatiran permintaan AS, setelah revisi data menunjukkan 911.000 pekerjaan lebih sedikit dari perkiraan dan inflasi Agustus naik 0,4%,.
Pasar juga energi diwarnai dinamika geopolitik dan kebijakan, termasuk potensi tarif AS yang akan menekan ekspor minyak Rusia ke India dan China, serta larangan sandar oleh operator pelabuhan Adani Group terhadap kapal tanker yang terkena sanksi Barat, yang bisa memperketat pasokan minyak Rusia. Badan Energi Internasional dan OPEC memproyeksikan kenaikan pasokan minyak global yang lebih tinggi pada tahun ini.
- Harga Brent berjangka meningkat 62 sen (0,93%) ke USD66,99 per barel.
- Harga WTI berjangka naik 32 sen (0,51%) ke USD62,69 per barel.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange mengakhiri sesi perdagangan pekan lalu dengan dengan kenaikan, mendekati rekor tertinggi di USD3.648,55 per ounce. Harga emas melonjak 1,7% sepanjang pekan lalu, kenaikan mingguan keempat, didorong ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga The Fed pekan ini. UBS memperkirakan harga bisa mencapai USD3.900 per ons pertengahan tahun depan.
Pelemahan pasar tenaga kerja AS menjadi faktor utama yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga, meski inflasi Agustus naik ke level tertinggi 7 bulan. Bank sentral China meminta masukan publik mengenai rencana penyederhanaan aturan impor dan ekspor emas. Harga logam berharga lainnya; perak spot melonjak 1,7% ke USD42,26 per ounce, tertinggi dalam 14 tahun. Harga platinum dan paladium melaju 1,2% dan 1,3% ke US$1.395,05 dan USD1.202,93
- Harga emas spot naik 0,4% menjadi USD3.648,55 per ounce.
- Harga emas berjangka AS naik 0,3% di US$3.686,40 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()