JAKARTA, investor- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Senin (15/9/2025). Pelemahan itu di tengah pelaku pasar mencermati dan bersikap wait and see terhadap kebijakan bank sentral.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini terlihat melemah 23 poin (0,14%) ke level Rp 16.398. Sedangkan indeks dolar terlihat naik 0,05% menjadi 97,59. Nilai tukar rupiah ke dolar AS sempat ditutup sempat menguat 86 poin (0,53%) di level Rp 16.375 pada Jumat (12/9/2025).
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memproyeksikan nilai tukar (kurs) rupiah diperkirakan akan bergerak konsolidasi (mendatar) di tengah pelaku pasar mencermati dan bersikap wait and see terhadap kebijakan bank sentral.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin, di Jakarta, melemah sebesar 33,50 poin atau 0,20% menjadi Rp 16.408 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.375 per dolar AS.
"Tidak ada data penting dari domestik maupun dari Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas oleh rebound pada dolar AS," ujar Lukman dikutip dari Antara, Senin (15/9/2025).
Lukman mengatakan, pelaku pasar cenderung berhati-hati dan bersiap wait and see dalam mengantisipasi keputusan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan The Federal Open Market Committee ( FOMC ) The Fed pada pekan ini.
"Untuk itu, rupiah hari ini diprediksi akan bergerak dalam kisaran Rp 16.350 hingga Rp 16.450 per dolar AS," jelasnya.
The Fed menyelenggarakan FOMC pada 16-17 September 2025 pekan ini, yang diproyeksikan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,0-4,25% dari 4,25-4,50%.
Bank Sentral Dunia
Di sisi lain, bank sentral dunia lainnya juga mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan moneter mereka selama pekan ini, diantaranya Bank of Japan (BoJ), Bank of England (BoE) dan Bank of Canada.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa(16/9) dan Rabu (17/9), yang diperkirakan masih akan mempertahankan BI Rate tetap pada level 5%.
Selain keputusan suku bunga acuan, Lukman mengatakan pelaku pasar juga menantikan pidato yang akan disampaikan oleh Ketua The Fed Jerome Powell dalam pertemuan pekan ini.
"Iya, hampir pasti pemangkasan 25 bps, investor hanya menantikan seberapa dovish dari pidato yang disampaikan Powell," ujar Lukman.
Apabila The Fed menurunkan suku bunga acuannya, menurutnya, dapat meredakan tekanan terhadap mata uang rupiah namun cenderung tidak terlalu besar seiring pelaku pasar sudah mengantisipasi pada hari-hari sebelumnya, kecuali The Fed akan bersikap lebih dovish lagi.
"Tekanan rupiah mereda (apabila Fed cut rate), namun tidak akan terlalu besar menguatkan rupiah, karena sudah diantisipasi, kecuali pemangkasan 50 bps atau pidato yang lebih dovish dari harapan," ujar Lukman.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()