- Rupiah tertekan di Rp16.402,9/USD pada Senin siang, turun 0,19% dalam rentang Rp16.375-Rp16.422.
- Data inflasi AS Agustus menunjukkan harga masih membandel, sementara klaim pengangguran naik, membuka peluang pelonggaran The Fed.
- Kebijakan perdana Menkeu Purbaya serta pembahasan RAPBN 2026 ikut menjadi sorotan pasar domestik.
Nilai tukar rupiah Indonesia (IDR) pada Senin siang menjelang sesi Eropa diperdagangkan di Rp16.403 per dolar AS (USD), melemah tipis 31 poin atau 0,19% dibanding penutupan sebelumnya. Rupiah bergerak dalam rentang harian Rp16.375-Rp16.422, setelah dibuka di level Rp16.375. Tekanan datang dari penguatan indeks dolar AS serta sikap hati-hati investor menanti arah kebijakan The Fed di tengah data tenaga kerja dan inflasi AS yang beragam. Analis memprakirakan USD/IDR akan diperdagangkan dalam kisaran 16.370-16.450.
Data Inflasi AS dan Ekspektasi The Fed
Data inflasi AS Agustus 2025 memperlihatkan tekanan harga yang masih terjaga. Inflasi Inti stabil di 0,3% MoM dan 3,1% YoY, sesuai ekspektasi. Inflasi utama naik 0,4% MoM (di atas konsensus 0,3%) dan 2,9% YoY, lebih tinggi dari Juli yang tercatat di 2,7%. Indeks harga konsumen berada di 323,98. Dari sisi tenaga kerja, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal naik ke 263 ribu (dibandingkan proyeksi 235 ribu), dengan rata-rata empat minggu meningkat ke 240,5 ribu. Kondisi ini menegaskan inflasi masih lengket di level moderat, namun pelemahan tenaga kerja memberi ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan pada bulan-bulan mendatang.
Para pedagang meningkatkan taruhan mereka terhadap tiga pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini setelah data makro terbaru memperlihatkan pelemahan pasar tenaga kerja. Menurut FedWatch CME Group, peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan FOMC Rabu mencapai 100%, menandai penurunan pertama dalam sembilan bulan. The Fed juga diprakirakan menambah dua pemangkasan lagi pada Oktober dan Desember, sehingga imbal hasil obligasi AS tetap tertekan dan dolar AS mendekati level terendah sejak 24 Juli.
Fokus Domestik: BI Rate dan Pertumbuhan Kredit
Fokus data domestik pekan ini akan tertuju pada keputusan suku bunga BI pada Rabu, 17 September 2025. BI diprakirakan tetap menahan BI Rate di 5%, dengan Deposit Facility Rate 4,25% dan Lending Facility Rate 5,75%. Stabilitas suku bunga menjadi perhatian penting mengingat rupiah masih bergerak di area Rp16.400/USD dan tekanan eksternal belum mereda. Pasar juga mencermati pertumbuhan kredit Agustus yang naik 7,03% YoY, menunjukkan likuiditas mulai mengalir ke sektor riil. Kombinasi arah kebijakan BI dan tren kredit ini akan memengaruhi sentimen rupiah maupun prospek IHSG. Pada hari yang sama, The Fed dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga, dengan pasar memprediksi pemangkasan 25 basis poin ke 4,25% dari 4,50%; menurut CME FedWatch, probabilitas skenario ini mencapai 96,2%.
Kebijakan Perdana Menkeu dan RAPBN 2026
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengawali jabatannya dengan mengucurkan Rp200 triliun dana pemerintah ke bank-bank BUMN lewat skema deposit on call enam bulan untuk mempercepat kredit ke sektor riil. Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing mendapat Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, dan BSI Rp10 triliun. Purbaya menargetkan pertumbuhan ekonomi 6-7%, bahkan 8% dinilai masih mungkin, dengan kewajiban bank menandatangani kesepakatan dengan Kemenkeu serta melaporkan penggunaan dana tiap bulan.
Di sisi lain, parlemen membahas RAPBN 2026 senilai $236 miliar dengan defisit 2,48% PDB dan transfer daerah Rp650 triliun – terendah dalam satu dekade, turun 25% dari 2025. Pemangkasan ini memicu kritik pemda karena dikhawatirkan menaikkan pajak lokal di tengah gelombang protes sejak Agustus. Purbaya menyebut rancangan warisan Sri Mulyani masih bisa direvisi, dengan komitmen menambah alokasi 2026 demi menjaga stabilitas daerah, seraya menegaskan defisit akan tetap di bawah batas hukum 3% PDB.
Ke depan, arah rupiah akan sangat ditentukan oleh hasil rapat BI dan The Fed pada Rabu. Jika BI menahan suku bunga sesuai ekspektasi sementara The Fed benar-benar menurunkan suku bunga 25 bp, ruang penguatan rupiah berpotensi terbuka ke kisaran Rp16.320-Rp16.370/USD. Namun, bila respons pasar terhadap kebijakan BI dianggap kurang agresif atau dolar AS kembali mendapat dukungan dari sentimen global, rupiah masih berisiko bertahan di area Rp16.400-Rp16.450/USD dalam jangka pendek.
Pertanyaan Umum Seputar Suku Bunga AS
Suku bunga dibebankan oleh lembaga keuangan atas pinjaman kepada peminjam dan dibayarkan sebagai bunga kepada penabung dan deposan. Suku bunga dipengaruhi oleh suku bunga pinjaman dasar, yang ditetapkan oleh bank sentral sebagai respons terhadap perubahan ekonomi. Bank sentral biasanya memiliki mandat untuk memastikan stabilitas harga, yang dalam banyak kasus berarti menargetkan tingkat inflasi inti sekitar 2%. Jika inflasi turun di bawah target, bank sentral dapat memangkas suku bunga pinjaman dasar, dengan tujuan untuk merangsang pinjaman dan meningkatkan ekonomi. Jika inflasi naik jauh di atas 2%, biasanya bank sentral akan menaikkan suku bunga pinjaman dasar dalam upaya untuk menurunkan inflasi.
Suku bunga yang lebih tinggi umumnya membantu memperkuat mata uang suatu negara karena menjadikannya tempat yang lebih menarik bagi para investor global untuk menyimpan uang mereka
Suku bunga yang lebih tinggi secara keseluruhan membebani harga Emas karena suku bunga tersebut meningkatkan biaya peluang untuk menyimpan Emas daripada berinvestasi pada aset berbunga atau menyimpan uang tunai di bank. Jika suku bunga tinggi, biasanya harga Dolar AS (USD) akan naik, dan karena Emas dihargai dalam Dolar, hal ini berdampak pada penurunan harga Emas.
Suku bunga dana The Fed adalah suku bunga yang berlaku pada saat bank-bank AS saling meminjamkan uang. Suku bunga ini adalah suku bunga acuan yang sering dikutip yang ditetapkan oleh Federal Reserve pada pertemuan FOMC. Suku bunga ini ditetapkan dalam kisaran tertentu, misalnya 4,75%-5,00%, meskipun batas atas (dalam hal ini 5,00%) adalah angka yang dikutip. Ekspektasi pasar terhadap suku bunga dana The Fed di masa mendatang dilacak oleh alat CME FedWatch, yang membentuk perilaku banyak pasar keuangan dalam mengantisipasi keputusan kebijakan moneter Federal Reserve di masa mendatang.
作者:Tim FXStreet,文章来源FXStreet_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()