Arah Modal Global Bergeser: Dominasi Dolar Tergerus, Beralih ke Euro dan Emas

avatar
· 阅读量 12
  • Investor mulai mengalihkan dana dari dolar AS ke euro dan emas, mencerminkan perubahan fundamental dalam pasar valuta asing (FX).
  • Perang dagang dan desakan Presiden Trump agar the Fed menurunkan suku bunga membuat dolar melemah, sementara bank sentral lain cenderung mempertahankan atau menaikkan suku bunga.
  • Jika tren berlanjut, terutama bila bank sentral dan manajer cadangan devisa global mengurangi kepemilikan dolar, pelemahannya bisa menjadi lebih dalam dan bertahan lama.

Ipotnews - Pasar valuta asing (valas) global tengah mengalami pergeseran fundamental, dengan aliran dana yang sebelumnya didominasi dolar AS, kini mulai mengarah ke euro dan emas.
Menurut Jeremy Boulton, analis pasar  Reuters , pergeseran tersebut diperkirakan dapat mempercepat penurunan nilai dolar, terutama jika didorong lebih jauh oleh kebijakan pemerintah Amerika Serikat saat ini.
Kebijakan agresif Presiden AS Donald Trump, termasuk perang dagang yang berkelanjutan serta tekanan politik terhadap Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga, dinilai menjadi penyebab ketidakpastian pasar dan melemahnya minat investor terhadap dolar AS.
"Akibatnya, investor beralih ke aset lain yang dinilai lebih stabil seperti euro dan logam mulia," kata Boulton, seperti dilansir  Reuters,  Selasa (16/9).
"Jika tren ini terus berlanjut dan didorong oleh pelonggaran moneter the Fed, penurunan dolar bisa menjadi jauh lebih dalam, bahkan berpotensi menghapus sebagian besar penguatan yang terjadi dalam 17 tahun terakhir."
Federal Reserve diperkirakan memulai siklus pelonggaran dengan memangkas suku bunga secara signifikan, sementara bank sentral utama lainnya tidak menunjukkan sinyal perubahan kebijakan besar, atau bahkan berpotensi menaikkan suku bunga. Kondisi ini memperlebar kesenjangan imbal hasil antar mata uang, membuat dolar semakin tidak menarik bagi investor global.
Dalam situasi suku bunga rendah, emas menjadi semakin diminati karena tidak menghasilkan bunga dan nilainya cenderung stabil terhadap tekanan inflasi dan devaluasi mata uang. Melemahnya dolar pun secara historis memperkuat daya tarik logam kuning sebagai lindung nilai.
Jika tren penguatan euro dan emas terus berlanjut, investor institusional, termasuk pengelola cadangan devisa global, mungkin terpaksa menyesuaikan komposisi portofolio mereka dengan mengurangi porsi dolar AS.
"Berbeda dengan spekulan yang akan membeli kembali dolar saat pasar berbalik, perubahan sikap investor jangka panjang dan bank sentral terhadap dolar bisa berdampak struktural dan berkepanjangan terhadap mata uang AS itu," tulis Boulton.
Situasi ini menambah tekanan terhadap otoritas moneter Amerika untuk menjaga kredibilitas dan stabilitas mata uang, di tengah dinamika geopolitik dan kebijakan fiskal yang terus menjadi perhatian utama pasar global. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest