- Rupiah menguat tipis ke Rp16.429 per dolar AS pada Rabu pagi (17/9), ditopang pelemahan indeks dolar AS menjelang pengumuman hasil FOMC The Fed.
- Sentimen global: Pasar meyakini The Fed akan memangkas suku bunga, diperkuat data tenaga kerja AS yang melemah serta tekanan politik dari Presiden AS Donald Trump.
- Faktor domestik: Penguatan rupiah berpotensi terbatas akibat polemik perluasan mandat BI melalui revisi UU P2SK dan ekspektasi hasil RDG BI yang diumumkan hari ini.
Ipotnews - Nilai tukar rupiah berpeluang menguat terbatas, karena indeks dolar Amerika Serikat sedang tertekan menjelang pengumuman hasil FOMC Federal Reserve edisi September 2025 nanti malam.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (17/9) pukul 09.11 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan pada level Rp16.429 per dolar AS, menguat 11 poin, atau 0,07% dibandingkan penutupan Selasa sore (15/9) di level Rp16.440 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan sentimen yang biss mempengaruhi kurs rupiah hari ini masih beragam. "Indeks dolar AS memang terus turun, namun perkembangan domestik akhir - akhir ini masih memberikan kebimbangan pada investor, sperti peran BI, pengawasan dan stimulus yang dikuatirkan melebarkan defisit," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews, pagi ini.
Rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar AS yang terus tertekan menjelang rapat FOMC . Namun Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mengubah UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) memberikan tanggung jawab lebih besar kepada kepada Bank Indonesia (BI).
"Penguatan kurs rupih akan terbatas oleh kekhawatiran dan polemik seputar perluasan mandat BI dan fungsi pengawasan BI oleh DPR.
Selain itu, investor juga sedang menantikan hasil RDG BI bulan September hari ini. "Kurs rupiah hari ini diprediksi di kisaran Rp16.350 - Rp16.500," ungkap Lukman.
Indeks dolar (DXY) tertekan seiring meningkatnya keyakinan investor bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan dalam rapat The Federal Open Market Committee ( FOMC ) yang berlangsung 16-17 September 2025. Keputusan tersebut akan diumumkan Rabu malam waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menekan Ketua The Fed Jerome Powell untuk melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih besar dengan alasan pelemahan sektor perumahan.
Data pasar tenaga kerja AS yang terus melemah dalam beberapa pekan terakhir juga semakin memperkuat spekulasi pelonggaran moneter bank sentral AS, sehingga menekan dolar AS lebih dalam.
Dari dalam negeri, pelaku pasar tengah menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan diumumkan hari ini.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()