Target Pertumbuhan Ekonomi Direvisi

Sukses membawa Indonesia ke titik 5,12 persen per Agustus lalu, Presiden Prabowo berencana mengejar target pertumbuhan ekonomi RI di sisa waktu 2025 ini menjadi 5,3 persen. Sebelumnya tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 yang menyebut jika Indonesia berdasarkan Perpres 109 tahun 2024, pertumbuhan ekonomi dipatok pada rentang 5,3-5,6% dan kurs Rp 15.300 sampai Rp 15.900 per dolar Amerika Serikat (AS).

Terbaru Prabowo mengubah target pertumbuhan ekonomi periode 2025 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah tahun 2025. Aturan itu mulai berlaku pada tanggal diundangkan 30 Juni 2025.

"Dokumen pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2025 merupakan bagian dari dokumen sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 109 Tahun 2024 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2025, yang telah dimutakhirkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 2024 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2025," bunyi Pasal 1 aturan tersebut, dikutip detikFinance Selasa (16/9/2025).

Berdasarkan aturan tersebut diketahui jika presiden mengubah target pertumbuhan ekonomi di angka 5,3% dan kurs Rp 16.000 sampai Rp 16.900 per dolar AS. hal ini melihat pada situasi ekonomi makro belakangan.

"Pencapaian sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2025 sebesar 5,3% didukung oleh stabilitas ekonomi makro yang diupayakan terus menguat dengan memastikan indikator makro fiskal tetap berkinerja baik untuk menjamin keberlanjutan pembangunan dalam jangka menengah-panjang. Tingkat inflasi dijaga stabil dalam rentang 2,5 plus minus 1% (yoy) dan nilai tukar Rupiah pada rentang Rp 16.000-Rp16.900 per USD," tulis lampiran aturan tersebut.

Melihat angka target capaian yang tidak jauh berbeda dengan hasil sebelumnya, apakah hal ini memperlihatkan jika target pertumbuhan ekonomi RI sebelumnya terlalu muluk? Ataukah pemerintah mulai realistis dengan melihat situasi geoekonomi saat ini? Ikuti ulasannya dalam Editorial Review.

detikSore hari ini juga akan memantau potensi agenda reshuffle menteri oleh Presiden Prabowo. Seperti ditulis detikNews sebelumnya, muncul kabar jika hari ini sejumlah tokoh akan mengisi kekosongan jabatan menteri yang sebelumnya dicopot oleh Prabowo. Tokoh yang kencang disebut akan menjabat pembantu presiden antara lain Erick Thohir di Kemenpora dan Djamari Chaniago di kursi Menko Polkam. Ikuti perkembangannya hanya di detikSore.

Beralih ke Jawa Barat, detikSore akan mengulas temuan baru Polda Jawa Barat soal aksi demo yang berakhir ricuh pada akhir Agustus lalu. Seperti ditulis detikJabar, Polda Jawa Barat mengungkap adanya aliran dana dari luar negeri yang masuk kepada sejumlah aktor perusuh dalam aksi demonstrasi di Kota Bandung.

"Jadi ini terencana, terstruktur, karena telah berafiliasi dengan kelompok anarkis di luar negeri," ungkap Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan dikutip dari detikJabar, Rabu (17/9).

Menurut pengakuan Polisi, sudah ada 4 nama yang secara langsung terlibat dalam penggunaan dana asing ini. Polisi juga sudah memegang bukti aliran dana tersebut. Sejauh mana keterlibatan pihak asing dalam demo berakhir anarkis tersebut? Ikuti ulasan langsung Jurnalis detikJabar.

Jelang petang nanti, kelas investasi detikSore akan mengulas hal baru: Zero-based Budgeting. Seperti diketahui, metode ini mendorong seseorang selalu memulai penganggaran mulai dari nol pada setiap periodenya. Pelakunya juga perlu menjustifikasi setiap pengeluaran sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dimaksimalkan efektivitasnya.

detikSore akan membahas secara khusus metode yang disebut-sebut dapat mendorong efisiensi tersebut. Ikuti ulasannya dalam Sunsetalk.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"