- Dolar AS berfluktuasi: Sempat jatuh ke level terendah empat tahun terhadap euro sebelum berbalik menguat; Indeks DXY naik 0,3% ke 96,926 setelah the Fed memangkas suku bunga 25 bps dan memproyeksikan dua pemotongan lagi tahun ini.
- Sinyal the Fed: Jerome Powell menyebut pemangkasan ini sebagai langkah manajemen risiko dengan pendekatan "meeting-by-meeting," meredam kekhawatiran tarif impor AS akan memicu inflasi berkelanjutan.
- Pergerakan global: Euro melemah 0,3% ke USD1,1830, poundsterling stabil di USD1,3657, yen sedikit melemah menjelang rapat BoJ, sementara dolar Kanada turun 0,2% usai Bank of Canada juga memangkas suku bunga 25 bps ke 2,5%.
Ipotnews - Dolar AS sempat jatuh ke posisi terendah empat tahun versus euro, Rabu, sebelum berbalik menguat di tengah volatilitas pasar. Pergerakan tajam ini terjadi setelah Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dan memberi sinyal akan ada dua kali pemotongan lagi pada sisa rapat 2025.
Pemangkasan tersebut menurunkan suku bunga kebijakan ke kisaran 4,00%-4,25%, sekaligus menjadi langkah pertama sejak Desember lalu, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (17/9) atau Kamis (18/9) pagi WIB.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat mendesak pemangkasan lebih besar, namun pasar sudah memperkirakan keputusan 25 basis poin.
Chairman Fed Jerome Powell menyebut langkah itu sebagai pemotongan berbasis risk management dan menegaskan arah kebijakan moneter akan tetap ditentukan "rapat demi rapat." Pernyataan itu membantu menopang dolar yang sempat tertekan.
Pergerakan menuju laju pemangkasan yang lebih konsisten didukung oleh Gubernur Fed Christopher Waller dan Wakil Ketua Pengawas Michelle Bowman, pejabat yang ditunjuk Trump yang tidak setuju dengan keputusan kebijakan pada akhir Juli untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Sebelumnya, euro melesat hingga USD1,19185, level terkuat sejak Juni 2021, sebelum berbalik melemah 0,3% ke USD1,18305. Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,3% menjadi 96,926.
"Pasar berfokus pada ekspektasi dua kali pemangkasan tambahan tahun ini. Namun dolar tidak serta merta akan terus tertekan, karena kondisi global juga harus diperhitungkan," ujar Juan Perez, Direktur Perdagangan Monex USA. "Narasi pertumbuhan global saat ini juga lemah, bukan hanya Amerika."
Data ekonomi terbaru menunjukkan pembangunan rumah keluarga tunggal dan izin konstruksi baru di AS menyusut sepanjang Agustus, di tengah meningkatnya persediaan rumah tak terjual serta pelemahan pasar tenaga kerja, meski suku bunga hipotek turun.
Dari mata uang lain, dolar Kanada melemah 0,2% setelah Bank of Canada memangkas suku bunga acuan 25 basis poin ke level terendah tiga tahun di 2,5%, dengan alasan lemahnya pasar kerja dan meredanya tekanan inflasi. Poundsterling naik tipis 0,08% ke USD1,36575, mendekati level tertinggi 2,5 bulan usai data inflasi Inggris sesuai perkiraan.
Sementara itu, terhadap yen Jepang, dolar naik 0,1% menjadi 146,655 yen menjelang rapat kebijakan Bank of Japan, Jumat. Bank sentral Jepang diperkirakan masih mempertahankan suku bunga. Pasar juga menyoroti pemilihan ketua baru Partai Demokrat Liberal Jepang pada 4 Oktober untuk menggantikan Perdana Menteri Shigeru Ishiba yang akan lengser. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
        喜欢的话,赞赏支持一下
        



加载失败()