Pasardana.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali meraih penghargaan pada ajang internasional Global Islamic Finance Award (GIFA) 2025 sebagai GIFA Championship Award for Islamic Capital Market 2025.
Penghargaan ini merupakan yang pertama diraih oleh BEI setelah sebelumnya pernah memenangkan kategori The Best Islamic Capital Market selama 4 tahun berturut-turut.
Penghargaan diterima secara langsung oleh BEI yang diwakili oleh Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh pada Kamis (11/9) di Four Seasons Hotel Kuala Lumpur, Malaysia.
Pada ajang GIFA, BEI juga pernah menerima penghargaan The Best Supporting Institution for Islamic Finance of the Year pada tahun 2016, 2017, dan 2018, penghargaan The Best Emerging Islamic Capital Market of the Year pada tahun 2018, serta penghargaan The Best Islamic Capital Market 2019, 2020, 2021, dan 2022.
Dalam siaran pers BEI, Kamis (18/9), Kautsar Primadi Nurahmad selaku Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, “Penghargaan yang diraih tahun ini tidak hanya mencerminkan dominasi serta kemajuan signifikan dalam pengembangan pasar modal syariah, tetapi juga menegaskan konsistensi BEI dalam menjaga kinerja pasar modal syariah yang terus berkembang dan mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan, termasuk masa Pandemi Covid-19.”
Asal tahu saja, GIFA yang diselenggarakan oleh Cambridge Islamic Finance Information & Analysis (IFA) yang berkantor pusat di London, Inggris, merupakan penghargaan internasional yang independen dan prestisius di industri keuangan syariah dunia.
Proses seleksi nominator dilakukan secara transparan oleh pihak ketiga yang profesional dan independen.
Melalui penghargaan ini, BEI dinilai mampu menjaga perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara konsisten, dengan melakukan berbagai inisiatif bersama stakeholders.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pasar modal syariah Indonesia masih konsisten bertumbuh.
Data menunjukkan bahwa sampai dengan Agustus 2025, jumlah saham syariah di BEI masih mendominasi dengan persentase mencapai 69% dari total saham yang tercatat di BEI.
Tidak hanya itu, kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 63% dari total kapitalisasi pasar.
Dari nilai transaksi harian, perdagangan saham syariah berkontribusi sebesar 69%, frekuensi transaksi 79%, dan volume transaksi sebanyak 76%.
Pasar modal syariah Indonesia juga menunjukkan kinerja pertumbuhan signifikan dalam hal jumlah investor saham syariah.
Berdasarkan data dari Anggota Bursa penyedia layanan Sharia Online Trading System (AB-SOTS), jumlah investor syariah per Juli 2025 mencapai 190.039 investor.
Jumlah ini meningkat lebih dari 121% dalam 5 tahun terakhir, yaitu sejumlah 85.891 investor pada tahun 2020.
Tidak hanya itu, pasar modal syariah Indonesia telah memiliki mekanisme transaksi saham secara end to-end yang seluruhnya telah memenuhi prinsip syariah.
Mulai dari pembukaan rekening efek syariah di Anggota Bursa (AB), mekanisme transaksi di BEI, proses kliring dan penjaminan di KPEI, sampai dengan proses penyimpanan dan penyelesaian transaksi di KSEI, serta mekanisme perlindungan dana pemodal di SIPF.
Masing-masing proses tersebut telah memiliki fatwa DSN-MUI.
Pasar modal syariah Indonesia juga memiliki produk terlengkap dibandingkan dengan pasar modal syariah secara global yang mengintegrasikan investasi syariah di pasar modal dan filantropi Islam.
Selain memiliki produk investasi wakaf saham, zakat saham, sedekah saham, dan wakaf sukuk, pasar modal syariah Indonesia juga memiliki sukuk wakaf pertama di dunia.
Pasar modal syariah Indonesia juga mendukung penuh pengembangan green investment sejak tahun 2018 dengan secara konsisten menerbitkan green sukuk.
BEI juga telah menjadi anggota Sustainable Stock Exchanges Initiative.
BEI merupakan bursa efek pertama di dunia yang mengembangkan sistem transaksi secara online dengan memenuhi prinsip syariah dan dikenal dengan Sharia Online Trading System (SOTS).
Sistem ini terintegrasi mulai dari layanan pembukaan rekening saham syariah di AB penyedia SOTS, proses penyelesaian efek sampai dengan fasilitas Rekening Dana Nasabah (RDN) di Bank Syariah.
Jumlah perusahaan efek yang mengembangkan sistem perdagangan syariah (Islamic Windows Securities Companies) di Indonesia merupakan yang terbanyak di dunia dengan pertumbuhan tercepat.
Hingga saat ini, telah terdapat 18 AB yang efektif memiliki sertifikasi sistem perdagangan online syariah, yaitu PT Indopremier Sekuritas, PT Mirae Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Panin Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Phintraco Sekuritas, PT First Asia Capital Sekuritas, PT MNC Sekuritas, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT Phillip Sekuritas, PT RHB Sekuritas, PT Samuel Sekuritas, PT Maybank Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CGS CIMB Sekuritas, PT KISI Sekuritas, PT Profindo Sekuritas, dan PT NH Korindo Sekuritas. Dalam mendorong kemajuan pasar modal syariah di Indonesia, BEI bersama stakeholders telah banyak menginisiasi program baru di antaranya, pengembangan Duta Pasar Modal Syariah “IDX IslamicInvestroopers”, program Live Video Podcast “IDX Islamic-Investaria” sebagai program video edukasi untuk menjangkau masyarakat lebih luas, Program Akselerasi Inklusi Pasar Modal Syariah melalui Galeri Investasi Syariah “IDX Islamic-Dare To Invest”, dan Program Apresiasi Bagi Provinsi Dengan Jumlah Investor Syariah Terbanyak “Sharia Investor City”.
Selain itu, BEI juga berhasil membangun pusat penelitian pasar modal syariah bekerja sama dengan Universitas “IDX Islamic-Research Center” dengan tujuan untuk mereduksi gap akademik dalam pengembangan pasar modal syariah. “Penghargaan ini menunjukkan bahwa kinerja BEI yang secara konsisten mendukung pengembangan pasar modal syariah Indonesia telah diakui di mata dunia. BEI akan terus berkomitmen melakukan berbagai pengembangan dan inovasi produk serta layanan pasar modal syariah. Selain itu, BEI secara konsisten akan memperluas jangkauan dan kedalaman pasar, sehingga siap untuk menjadi barometer industri pasar modal syariah dunia,” tandas Kautsar.
加载失败()