
Pemerintah Indonesia menempatkan dana sebesar Rp 200 triliun ke Himpunan Bank Negara (Himbara) untuk mendorong penyaluran kredit produktif dan pertumbuhan ekonomi.
Namun pertanyaan muncul: apakah dana sebesar itu akan benar-benar berdampak pada penciptaan lapangan kerja?
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia pada 2025 tercatat 4,76% atau sekitar 7,28 juta orang, menurut BPS. Jumlah ini menunjukkan adanya celah besar yang harus diisi, terutama di sektor produktif yang padat tenaga kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dana hanya diam di perbankan atau tersalurkan ke sektor konsumtif dan padat modal, efeknya terhadap pengurangan pengangguran bisa minimal.
Hal ini menjadi problem serius karena masyarakat membutuhkan dampak nyata terhadap pekerjaan dan daya beli.
Masalah lain adalah efektivitas mekanisme penyaluran dana. Dana yang ditempatkan di Himbara berbentuk deposito on-call, dan secara teoritis bisa disalurkan ke kredit, namun risiko moral hazard cukup besar.
Baca juga: Ketua Komisi XI DPR Pastikan Penarikan Rp 200 T dari BI Sudah Sesuai Aturan |
Bank dapat memilih menyalurkan ke nasabah yang lebih aman secara finansial, atau menggunakannya untuk refinancing kredit lama tanpa menambah jumlah tenaga kerja baru.
Dari sisi makro, jika 60% dari Rp 200 triliun dialokasikan ke sektor produktif, tambahan PDB diperkirakan hanya 0,3% dengan multiplier moderat 0,5, sebagaimana simulasi ekonomi analis fiskal.
Hasilnya, tambahan lapangan kerja yang tercipta sekitar 180 ribu orang, jauh dari jumlah penganggur yang ada.
Data ini menunjukkan bahwa dana besar saja tidak cukup; strategi penyaluran, pemilihan sektor, dan pengawasan merupakan kunci agar uang negara berdampak nyata.
Joseph Stiglitz, pemenang Nobel Ekonomi, dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Financial Times, "Stimulus fiskal hanya efektif jika diarahkan pada investasi produktif dan penyediaan lapangan kerja nyata. Uang yang tidak tersalurkan produktif akan menghasilkan pertumbuhan nominal, bukan kesejahteraan."
Pernyataan ini sejalan dengan situasi Indonesia, di mana penempatan dana Himbara perlu diarahkan secara hati-hati agar dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas ekonomi.
Fokus harus diberikan pada sektor padat karya. UMKM, manufaktur skala kecil-menengah, konstruksi mikro, dan agro-industri memiliki rasio pekerja per unit investasi tinggi.
Menurut laporan Kemenaker, sektor ini mampu menyerap tenaga kerja baru, terutama angkatan kerja muda. Penguatan program pelatihan dan sertifikasi vokasi (VET) meningkatkan kesiapan tenaga kerja untuk bekerja di sektor produktif.
Baca juga: Diminta DPR buat Tambah Bansos Minyak Goreng 2 Liter, Purbaya: Kami Sanggup! |
Jika dana disalurkan dengan skema kredit yang mengikat syarat pekerjaan terserap, UMKM yang mendapat modal kerja dapat mempekerjakan lebih banyak staf sekaligus formal, sehingga peserta juga terlindungi oleh jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.
Model ini menjamin efektivitas dana dan mengurangi risiko penggunaan dana untuk kepentingan finansial semata.
Strategi Lapangan Kerja
Skema tambahan yang konstruktif adalah integrasi dana Himbara dengan program kerja publik padat karya, seperti pembangunan infrastruktur desa, perumahan murah, dan irigasi.
Dana publik yang ditempatkan melalui bank Himbara bisa difokuskan pada proyek yang menyediakan lapangan kerja jangka pendek sambil menstimulasi sektor produktif.
Subsidi bunga dan insentif pajak untuk pelaku usaha yang memformalkan pekerja menjadi cara strategis agar dana berdampak nyata.
Simulasi ekonomi menunjukkan bila alokasi produktif dinaikkan menjadi 7%, tambahan PDB dapat mencapai 0,35% dan jumlah pekerjaan baru sekitar 214 ribu orang.
Strategi ini jelas lebih efektif daripada hanya mengandalkan penempatan dana di bank tanpa target sektor padat karya.
Koordinasi antar-institusi menjadi kunci keberhasilan. Menkeu, OJK, Kemenaker, Kemenperin, dan Pemda harus membentuk task force yang memonitor penyaluran dana setiap bulan, mengevaluasi jumlah pekerjaan yang tercipta, dan menyesuaikan alokasi jika target tidak tercapai.
Transparansi melalui laporan publik kuartalan menjaga akuntabilitas. Sistem monitoring dapat mengintegrasikan data BPJS Ketenagakerjaan dan database UMKM sehingga jumlah tenaga kerja yang terserap dapat diverifikasi real-time.
Skema ini juga memitigasi risiko moral hazard, memastikan dana digunakan untuk menciptakan lapangan kerja baru, bukan sekadar cadangan likuiditas bank.
Strategi pemberdayaan program pelatihan dan VET agar tenaga kerja memiliki keterampilan yang sesuai kebutuhan industri akan meningkatkan rasio penyerapan tenaga kerja produktif dan mempercepat pengurangan TPT.
Data BPS menunjukkan angkatan kerja baru bertambah sekitar 3,67 juta orang per tahun. Tanpa fokus pada sektor padat karya dan pengembangan keterampilan, tambahan lapangan kerja tidak cukup menekan angka pengangguran.
Integrasi fiskal, pelatihan, dan skema kredit produktif menjadi kombinasi penting yang harus diterapkan bersamaan.
Rp 200 triliun bukan sekadar angka besar yang bisa menciptakan dampak otomatis. Potensi lapangan kerja bergantung pada alokasi dana, sektor yang dipilih, dan pengawasan terhadap penyaluran kredit.
Jika diimplementasikan dengan strategi padat karya, integrasi VET, dan monitoring ketat, dana ini mampu menambah sekitar 180-214 ribu pekerjaan baru dalam satu tahun.
Meski jumlah ini belum menyelesaikan seluruh persoalan pengangguran, langkah ini dapat menjadi stimulus penting bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat.
Baca juga: Purbaya Tepati Janji! Transfer ke Daerah 2026 Ditambah Jadi Rp 693 T |
Tanpa strategi yang tepat, dana besar akan hanya menjadi angka di neraca bank, sementara masyarakat pekerja tetap menghadapi masalah pengangguran.
Penempatan dana publik harus dibingkai sebagai investasi sosial-ekonomi, bukan sekadar instrumen fiskal pasif.
Dengan pendekatan yang tepat, setiap triliun rupiah dapat diterjemahkan menjadi pekerjaan, daya beli, dan pertumbuhan ekonomi yang nyata.
Rioberto Sidauruk
Tenaga Ahli AKD DPR RI
Simak Video "Video Bank Cukup Bayar Bunga 2% Kalau Dana Rp 200 T Disalurkan ke Kopdes"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)
作者:Rioberto Sidauruk -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()