- Indeks DXY menguat 0,4% ke 97,347, didukung data klaim pengangguran yang menurun, meski the Fed memangkas suku bunga 25 bps dengan sikap hati-hati.
- Poundsterling melemah 0,6% ke USD1,3551 setelah sempat naik usai BoE menahan suku bunga dan memperlambat penjualan obligasi pemerintah; euro juga turun 0,2% ke USD1,1789.
- Pergerakan global lain: Krone Norwegia melemah usai Norges Bank pangkas suku bunga 25 bps; yen tergelincir ke 147,88 jelang keputusan BoJ; dolar Selandia Baru anjlok 1,4% setelah data PDB Q2 minus 0,9%.
Ipotnews - Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama, Rabu, sehari setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sesuai ekspektasi pasar, namun memberi sinyal tidak terburu-buru menurunkan biaya pinjaman dalam beberapa bulan ke depan.
Keperkasaan dolar ditopang data ekonomi yang menunjukkan penurunan klaim baru tunjangan pengangguran pekan lalu, menghapus lonjakan pada pekan sebelumnya, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis (18/9) atau Jumat (19/9) pagi WIB.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, sempat anjlok ke posisi terendah sejak Februari 2022 di level 96,224 usai keputusan the Fed, namun kemudian berbalik naik 0,4% menjadi 97,347 pada sesi Kamis.
Chairman Fed Jerome Powell menyebut pemangkasan suku bunga 25 basis poin itu sebagai langkah manajemen risiko merespons pelemahan pasar tenaga kerja, namun menegaskan bank sentral tidak perlu terburu-buru dalam pelonggaran. Pernyataan ini dianggap tidak se-"dovish" seperti harapan sebagian pelaku pasar.
"Pasar menanti sinyal lebih tegas, namun komentar Powell justru menahan ekspektasi pelonggaran agresif," ujar Eric Theoret, FX Strategist Scotiabank.
Sejumlah analis menilai arah kebijakan the Fed akan tetap menjadi faktor dominan dalam pergerakan mata uang global. Goldman Sachs memperkirakan pemangkasan Rabu lalu merupakan awal dari serangkaian langkah lanjutan, sementara ANZ menilai komentar Powell justru tidak menunjukkan sikap dovish.
Poundsterling sempat menguat versus dolar AS usai Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga di 4% dan memperlambat laju penjualan obligasi pemerintah dari 100 miliar pound menjadi 70 miliar pound per tahun.
Namun, sterling akhirnya melemah 0,6% ke USD1,35515, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi sejak 2 Juli di USD1,3726.
"Kami pikir pasar diposisikan terlalu bearish pada pound," kata Benjamin Ford, peneliti di perusahaan riset Macro Hive.
Euro terkoreksi 0,2% menjadi USD1,17893 setelah sempat menguat ke level tertinggi sejak Juni 2021 di USD1,19185 pada sesi Rabu.
Krone Norwegia melemah 0,5% setelah Norges Bank memangkas suku bunga 25 basis poin ke posisi 4%, pemotongan kedua dalam tiga bulan terakhir, dengan sinyal kemungkinan pelonggaran lanjutan.
Yen Jepang melemah 0,6% jadi 147,88 per dolar menjelang keputusan Bank of Japan (BoJ), Jumat. Pasar memperkirakan BoJ masih menahan kenaikan suku bunga, meski peluang kenaikan seperempat poin pada akhir Maret 2025 dinilai sekitar 50%.
Sorotan utama tertuju pada pemungutan suara 4 Oktober di mana Partai Demokrat Liberal yang berkuasa akan memilih pemimpin baru untuk menggantikan Perdana Menteri Shigeru Ishiba yang berencana lengser, mengundurkan diri setelah kekalahan telak dalam pemilihan majelis tinggi.
Dolar Selandia Baru merosot 1,4% setelah data menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2025 turun 0,9% secara kuartalan, lebih buruk dari perkiraan analis dan proyeksi bank sentral. Data tersebut memicu spekulasi tambahan pelonggaran kebijakan moneter oleh Reserve Bank of New Zealand. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()