- IDXFINANCE masih tertinggal dengan kenaikan 4,27% YTD dibandingkan IHSG 11,68%, mencerminkan tekanan dari perlambatan kredit dan investor yang lebih memilih sektor teknologi dan komoditas.
- Pelonggaran moneter BI diproyeksi jadi katalis positif, mendorong penurunan biaya dana, pertumbuhan kredit, serta perbaikan margin dan profitabilitas perbankan mulai 2026.
- Analis Mirae Asset menilai saham perbankan memasuki fase akumulasi; kenaikan akan bertahap, didukung NPL yang terkendali serta tambahan dorongan dari penempatan dana Rp200 triliun pemerintah ke bank BUMN .
Ipotnews - Prospek indeks saham sektor keuangan (IDXFINANCE) diprediksi mengalami perbaikan ke depan seiring pelonggaran kebijakan moneter yang agresif dari Bank Indonesia.
Mengutip data aplikasi IPOT pada Jumat (19/9) pukul 11.10 WIB, sektor keuangan melalui IDXFINANCE hanya naik 4,27% sejak awal tahun, tertinggal dari IHSG yang tumbuh 11,68%. Lesunya kinerja perbankan mencerminkan tekanan kualitas aset dan perlambatan kredit, sementara investor lebih banyak berburu saham momentum di sektor teknologi dan komoditas.
Meski demikian, pemangkasan suku bunga Bank Indonesia berpotensi menjadi katalis positif jangka menengah, dengan prospek perbaikan margin dan pertumbuhan kredit baru pada 2026.
Senior Market Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan pelonggaran kebijakan moneter BI yang agresif ini akan berdampak positif bagi IDXFINANCE. "Karena kinerja emiten - emiten perbankan akan membaik, sehingga IDXFINANCE memiliki prospek saham yang improving dari sebelumnya sebagai lagging sector ," kata Nafan saat dihubungi Ipotnews, Jumat (19/9).
Itu berarti prospek saham perbankan memiliki potensi kenaikan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, yang sering kali didorong oleh fundamental perusahaan yang membaik, berita positif, atau tren pasar yang menguntungkan.
Menurut Nafan, penurunan BI rate akan mendorong perbankan lebih mudah untuk menggenjot pertumbuhan kredit. Apalagi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa juga membantu dengan kebijakan fiskal penempatan dana Rp200 triliun ke bank-bank BUMN .
"Selain itu, penurunan suku bunga acuan BI juga berpeluang masih dilanjutkan," ujar Nafan.
Apabila penyaluran kredit perbankan bertambah besar, profitabilitas perbankan akan meningkat. Apalagi menurutnya, rasio Non Performing Loan (NPL) sejauh ini masih terkendali.
Walau demikian, Nafan menyarankan pelaku pasar untuk bersabar dalam berinvestasi ke saham-saham perbankan karena kenaikan harga saham emiten perbankan, ia perkirakan akan terjadi secara bertahap.
"Namun saham-saham emiten perbankan kemungkinan tidak lagi fase menurun, melainkan sudah mulai masuk ke fase akumulasi," ucap Nafan. (Adhitya/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()