Mata uang Asia Melemah karena Dolar menguat; Saham goyah

• Indeks mata uang EM MSCI turun dari level tertinggi 10 minggu
• Rupiah Indonesia ke level terendah 4 bulan, won Korea Selatan ke posisi terendah 2 minggu
• Saham Singapura turun 6 hari berturut-turut, Indeks saham Indonesia bertahan di atas level 8.000

Ipotnews - Sebagian besar mata uang  emerging market  Asia melemah terhadap dolar AS yang kembali menguat jelang akhir sesi perdagangan pekan ini, Jumat (19/9). Pasar saham juga cenderung tertekan.
Investor meninjau ulang posisi mereka setelah Federal Reserve AS memberi sinyal pendekatan yang lebih terukur terhadap pelonggaran kebijakan moneter selanjutnya.
Sikap  dovish  The Fed dinilai memberi bank sentral Asia fleksibilitas lebih besar untuk melonggarkan kebijakan moneter tanpa memicu tekanan mata uang, sehingga menopang pertumbuhan dan mendorong minat investor pada aset berisiko.
"Isyarat The Fed bahwa siklus pemangkasan suku bunga akan berlanjut seharusnya tetap mendukung minat pada aset berisiko, selama data AS tidak memburuk secara signifikan," tulis analis Nomura yang dipimpin oleh Chetan Seth, ahli strategi ekuitas.
"Kami menilai valuasi pasar besar Asia cenderung tinggi, namun belum pada level ekstrem," ungkap Nomura seperti dikutip Reuters.
Laman Reuters melaporkan, mendekati pukul 15:00 WIB, mata uang EM secara umum melemah terhadap dolar. Indeks MSCI untuk mata uang EM global turun dua hari berturut-turut setelah sempat menyentuh level tertinggi 10 minggu awal pekan ini.
Ringgit Malaysia melemah ke 4,210 per dolar, level terendah dalam sepekan, sementara rupiah jatuh ke posisi terendah empat bulan di 16.585 per dolar.
Rupiah sudah melemah 1,7% sejak Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendadak diberhentikan pada 8 September. Kejutan pemangkasan suku bunga pada Rabu lalu, semakin memperdalam tekanan pada rupiah.
Sementara itu, won Korea Selatan turun ke level terendah dua minggu di 1.396,41 per dolar. Dolar Taiwan melemah dari level tertinggi satu bulan. Baht bergerak di kisaran 31,85 per dolar AS.
Bank of Thailand melakukan intervensi lebih awal hari ini untuk menahan laju mata uangnya, yang telah menguat lebih dari 7% sepanjang tahun dan menjadi ancaman bagi perekonomian yang bergantung pada ekspor dan pariwisata.
Indeks MSCI saham EM Asia turun 0,6% namun tetap bertahan sedikit di bawah puncak tertinggi empat tahun.
Indeks saham STI Singapura melemah untuk sesi keenam berturut-turut setelah mencetak rekor tertinggi pada 12 September.
Indeks saham Taiwan (TAIEX) dan indeks Kospi, Korea Selatan terkoreksi dari level rekor yang dicapai sehari sebelumnya.
Indeks saham Thailand (SET) relatif stabil setelah turun 0,7% sehari sebelumnya
Namun, sebagian besar indeks saham di kawasan ini menuju penguatan mingguan, didorong reli ke level rekor atau tertinggi dalam beberapa tahun menjelang keputusan suku bunga The Fed.
Indeks MSCI EM Asia naik sekitar 1% pekan ini. Indeks saham Indonesia, IHSG dan Filipina, PPSEI diperkirakan masing-masing melonjak 2% dan 3% sepanjang pekan ini.
Pelonggaran kebijakan Bank Indonesia membantu IHSG melesat menembus level 8.000 pada Rabu. Indeks ini menuju pekan terbaik dalam lima minggu, meski kekhawatiran atas disiplin fiskal dan independensi Bank Indonesia masih membayangi. (Reuters)
 Asia stock indexes and currencies at 0708 GMT 


Sumber : admin