NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street ditutup naik lagi danreli rekor tertinggi sepanjang masa ( all time high /ATH) berjemaah pada perdagangan Jumat (19/9/2025). Sentimen pasar didorong oleh keputusan The Fed memangkas suku bunga, yang menegaskan optimisme investor.
Dikutip dari CNBC internasional, indeks Dow Jones Industrial Average naik 172,85 poin (0,37%) menjadi 46.315,27. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,49% ke level 6.664,36 dan Nasdaq Composite melesat 0,72% dan berakhir di 22.631,48. Ketiga indeks saham Wall Street tersebut tidak hanya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa penutupan, tapi juga intraday.
Sementara itu, indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, malah turun 0,7% setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan sehari sebelumnya.
Dari sisi emiten, saham Apple memimpin penguatan dengan lonjakan 3,2% seiring peluncuran iPhone terbaru yang resmi dijual secara global. Saham Tesla juga ikut naik lebih dari 2,2%.
Secara mingguan, Wall Street mencatatkan kinerja solid. Dow Jones dan S&P 500 masing-masing menguat 1% dan 1,2%, Nasdaq melesat 2,2%. Kenaikan juga terjadi pada indeks Russell 2000 juga naik 2,2% dan mencetak reli tujuh pekan beruntun.
Sentimen positif pasar saham AS pekan ini tidak lepas dari keputusan The Fed memangkas suku bunga acuan jangka pendek sebesar 25 basis poin, pemangkasan pertama sejak Desember tahun lalu.
Powell Picu Volatilitas
Meski langkah pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut sudah diperkirakan pelaku pasar, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyebutnya sebagai ' risk management cut ' sempat memicu volatilitas perdagangan saham Wall Street.
"Secara historis, September seringkali menjadi bulan penuh koreksi. Namun tahun ini justru berbeda, pasar saham AS sudah naik 35% sejak Maret berkat dukungan teknikal dan fundamental yang kuat," kata Kepala Strategi Pasar di Nationwide Mark Hackett.
"Meski begitu, dengan valuasi S&P 500 yang kini diperdagangkan 22 kali forward earnings dan volatilitas yang cenderung rendah, periode konsolidasi atau pergerakan bergejolak justru bisa dianggap normal dan sehat," tambahnya.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()